BABUJU Report,- Siapa yang tidak tahu dengan Kompleks Elit Citra Raya Cikupa – Tangerang Propinsi Banten. Hampir seluruh warga Tangerang mengetahui lokasi dan kehidupan diwilayah itu. Perumahan mewah Tangerang ada diwilayah tersebut dengan dikelilingi oleh Ruko-Ruko mewah pula. Dengan Bangga, Forum Komunikasi Kasabua Ade (FOKKA) ‘menyulap’ Kompleks elit itu menjadi Mbojo Sehari. Ikuti catatan Rangga.
Minggu Pagi yang cerah (29/4), warga Kompleks Citra Raya
Cikupa Tangerang dikejutkan dengan berbagai iringan music tradisional. Music
itu, keluar dari dalam Kompleks ‘Lingkaran Dua’ Perumahan Elit Citra Raya.
Didahului oleh hentakan rebana, disusul dengan musical gendang dan pakaian adat
serta keseharian aktifitas kaum perempuan dalam balutan adat. Ya, Pentas Seni
dan Budaya Bima sedang disuguhkan dalam pawai Budaya, minggu pagi tersebut.
Pawai Budaya Bima, Citra Raya Tangerang (29/4) |
Sepanjang jalur pawai budaya, dari tempat star hingga lokasi
Finish, sekitar 1,5 Km. Perhatian masyarakat tertuju pada tampilan dan atraksi
yang disuguhkan oleh masyarakat Bima – Tangerang. “Ini adalah kali perdana,
tampilan atraksi seni serta budaya Bima ‘diekspos’ terbuka” ungkap Yacub
Ikraman.
Atas tingginya kesadaran budaya warga Citra raya sekitar dan
apresiasi yang diberikan, satu jalur ditutup untuk menghargai pawai budaya yang
dilakukan oleh sekitar 260 warga Bima dalam berbagai balutan pakaian adat Bima dan
atraksi seni. Hal ini langka terjadi, dan warga sekitar atas inisiatif sendiri
menutup satu jalur sebagai bentuk partisipasi dalam menghargai pawai budaya Bima
yang diadakan.
Jalur Citra Raya ditutup untuk Pawai Budaya Bima, 29/4 |
Drs. Muhammad Latief, M.Si yang berada pada barisan depan
merasa bangga dengan penghormatan warga Citra Raya Cikupa. Selain menutup satu
jalur khusus untuk pawai, warga juga berbondong-bondong keluar rumah untuk
melihat dan memotret dari dekat kegiatan tersebut. “ini merupakan kebanggaan
kita bersama” ungkapnya saat diwawancarai oleh TV Banten.
Prosesi arak-arakan anak-anak yang akan disunat, menjadi
tontonan tersendiri. Sebab anak-anak tersebut ditandu dengan tandu khusus dan
diarak dengan menggunakan dokar yang telah disiapkan oleh panitia secara
spontan. Semakin menarik, dalam pawai tersebut, diikuti oleh ibu-ibu dengan
menggunakan Rimpu mpida dan Rimpu na’e sambil menyanggul buah serta
hasil tanah khas Bima seperti umbi, jagung, padi, kacang panjang, dana
lain-lain. Setidaknya ada 25 orang ibu-ibu mengiasi barisan adat rakyat Bima.
Panggung Pentas Seni dan Budaya Bima, Mardi Grass Citra Raya, Cikupa Tangerang (29/4) |
Pawai Nampak semakin meriah, ketika anak-anak dengan gaya
kanak-kanak menggunakan pakain adat khas Bima. Dikhiasi pernak-pernik Bima dan didandan
seperti orang-orang dewasa menambah ketertarikan tersendiri. Belum lagi gaya
kocak ala orang dewasa berlenggak lenggok
bak model peragawati diatas catwalk.
Penampilan Group Gantao dari Tanjung Priok, (29/4) |
Lokasi Finish, panitia telah menyiapkan tenda beserta
panggung atraksi. Lokasi mejeng anak muda Citra Raya yang dikenal dengan Mardi
Grass Citra Raya Cikupa Tangerang, Ditata dan didekor sedemikian rupa, dalam
balutan cita rasa Dana Mbojo. Panggung
pentas begitu megah dengan dikelilingi oleh tenda-tenda tongkrongan perkotaan.
“Kolaborasi dekorasi yang luar biasa, Pentas Budaya daerah yang dikepung oleh stylish perkotaan tanpa menghilangkan
makna lokalitas Ke-Bima-an” ujar Zul Bambang, Sekjend FOKKA.
Satu persatu, sambutan dan kalimat pengantar disuguhkan,
dipandu oleh MC kawakan Dana Mbojo,
Ivan dan Jamaluddin Ikraman dalam balutan pakaian Adat para Pembesar
kesultanan, putih-putih berikat selendang corak khas Bima dan sambolo yang memikat. Sambutan pertama
yaitu dari ketua Panitia, Qurais, dilanjutkan oleh Yacub Ikraman, Perwakilan
masyarakat Bima – Tangerang dan disusul oleh Drs Muhammad Latif, M.Si, Ketua
Umum FOKKA. Dilanjutkan dengan sambutan khusus dari Bupati Tangerang yang
diwakili oleh Kadispora Kab Tangerang, Somad Atmaja. Selain itu, dihadiri pula
oleh Anggota DPRD Tangerang, H. Marlan Hakim dan Tokoh Muda Tangerang, H. Ahmad
Zaki.
Tampilan Hadra Mbojo, Cikupa Tangerang (29/4) |
Setidaknya, 500an pengunjung warga Bima yang datang khusus
menghadiri acara Pentas Seni dan Budaya Bima Cikupa Tangerang, memadati kursi
yang telah disediakan. Prosesing suna ro
ndoso pun dimulai. Diawali dengan Compo
Sampari oleh tetua Bima dan dilanjutkan dengan sakraliasasi doa. Proses
sunatan missal pun dimulai.
Dilokasi yang sama, orang Bima dewasa juga turut ambil
bagian dalam kegiatan ini dengan mendonorkan darahnya, melalui mobil darah dari
PMI (Palang Merah Indonesia) yang telah standby
dilokasi sejak pagi. Setidaknya hingga pukul 12.00 WIB, terkumpul 82 Kantung
darah hasil donor warga Bima – Tangerang, maupun Bima – Jakarta yang
menyempatkan diri hadir dalam kegiatan Bakti Sosial dan pentas Budaya Bima saat
itu.
Atraksi Gantao
mengawali atraksi seni dan Budaya Bima, semakin meriah dengan penampilan
Kasidah Rebana syair Bima oleh Group Kasidah Bima – Tangerang. Meski hujan
mengguyur lokasi kegiatan, namun kegiatan pentas dan atraksi Budaya Bima terus
berjalan dan penonton semakin memadati lokasi yang merupakan lokasi Elit
Tangerang itu. Gaung kegiatan menggema dimana-mana. Sehingga otomatis, Kompleks
Citra Elit dan Mardi Gress Citra Raya Cikupa, di Bima kan oleh FOKKA sehari
penuh. Karena bukan saja orang Bima yang hadir menonton tampilan demi tampilan
yang disuguhkan oleh pengisi acara, namun warga sekitar pun berbondong-bondong
menyaksikan dari dekat kegiatan Perdana Pentas Budaya Bima dan Baksos ini.
Peragaan Busana Adat Bima Dalam pentas seni dan Budaya Bima, Citra Raya, Tangerang (29/4) |
Peragaan pakaian adat Bima pun tak kalah menarik dalam
memeriahkan suasana, 25 orang anak dengan menggunakan pakaian adat khas Bima
memikat para undangan dan penoton yang hadir. Peragaan busana Bima yang
dilakoni oleh putra – putri Bima yang masih berumur SD tersebut begitu sempurna
dengan gaya-gaya nyentrik mereka memikat para hadirin.
Crew FOKKA dalam Pentas Seni dan Budaya Bima, Citra Raya, Cikupa Tangerang (29/4) |
Pada kesempatan itupun FOKKA diperkenalkan ditengah ratusan
penonton, dengan lihai, MC Jamaludin Ikraman memanggil satu persatu anggota
FOKKA naik diatas panggung dalam rangka menyaksikan penyerahan bea siswa bagi
putra-putri Bima yang kurang mampu serta menyaksikan tukar cendramata dari
Kadispora Propinsi Banten yang mewakili Gubernur Banten kepada FOKKA serta
sebaliknya.
Arsyad, atau dikenal dengan Putra Tente, mewakili FOKKA
dalam pemberian bea siswa kepada Putra – Putri Bima yang kurang mampu. Dalam
sambutannya, Putra Tente meneteskan air matanya, karena terharu dan bangga bisa
berbuat lebih dengan segala hal yang telah dimilikinya, ditengah minimnya
kepedulian. “Saya terharu dan bangga, ternyata hal kecil bisa besar karena kita
mampu mengangkat orang-orang kecil ditengah orang-orang besar sedang kurang mempedulikan
yang kecil” Tegasnya.
Kadispora Banten mewakili Gubernur Banten, Saeful Alam
menyatakan kebanggaannya terhadap kegiatan yang begitu langkah tersebut.
Kegiatan yang menurutnya sesuatu yang luar biasa tersebut dilakoni oleh
orang-orang biasa dan menjadi besar ditengah orang-orang besar. “Saya bangga
bisa turut andil disini, selama saya kuliah, sekitar tahun 70an akhir, saya
selalu ditemani oleh teman-teman Bima, namun saya belum pernah ke Bima, tetapi
dengan melihat pentas seni dan pagelaran Budaya Bima hari ini, niat ingin
jalan-jalan ke Bima semakin kuat” Ujarnya yang disambut riuh tepuk tangan.
Dalam kesempatan tersebut, Saeful Alam atau biasa disapa
kang Cepi mendapat kalungan Selendang khas corak Bima dari Ketua Umum FOKKA dan
FOKKA mendapat cendramata dari Pemprov Banten atas kesuksesan acara yang
diselenggarakan. Kegiatan pun ditutup dengan tampilan Performance Jovan Sandaka dengan membawakan lagu
Bima dalam albumnya sendiri. (*)
(Sumber Foto: Leo Latif, Jakarta)