![]() |
Pelabuhan Sape - Bima |
Ia mengatakan, cuaca buruk berupa angin kencang dengan kecepatan 40-60 Knot yang memicu gelombang tinggi sampai enam meter pada pertengahan Maret lalu, sudah mulai berkurang. Gelombang masih terlihat tapi tidak membahayakan bagi pelayaran Kapal-kapal penyebrangan, sehingga aktifitas Pelabuhan Sape dan Labuan Bajo kembali dibuka.
Hal serupa, kata Jumono, juga diperlakukan dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Sape, yang diberangkat Pukul 04:00 Wita dan 06:00 Wita. “Makanya diberangkatkan pagi ketika gelombang dan angin tenang. Kalau siang dan Sore kami belum berani,” ujarnya. Hanya saja aktifitas penyebrangan dari Pelabuhan Labuan Bajo menuju Waikelo, Kabupaten Sumba Barat Daya , Nusa tenggara Timur (NTT), Masih ditutup sementara karena masih mencuat gelombang tinggi.
Jumono mengakui, pada kondisi normal setiap hari pihaknya mengoperaikan satu kapal Ferry dari Pelabuhan Sape, menuju Labuan Bajo, satu unit kapal Ferry lainnya dari Labuan Bajo ke Sape, dan satu unit lagi dari Labuan Bajo menuju Waekelo kemudian Sape. Namun untuk mengatasi antrian panjang yang diakibatkan oleh penutupan aktivitas penyebrangan akibat cuaca buruk selama sepekan, maka pihaknya mengoperasikan empat unit kapal, masing-masing dua dari Labuan Bajo dan dua dari Sape.
“Antrean kendaraan angkutan barang dan orang sempat mencapai 100 unit lebih, namun sudah berkurang sebagian sudah diangkut dengan dua unit kapal. Sekarang masih sekitar 40 unit kendaraan dan diupayakan pengangkutan dalam tiga hari kedepan,”ujarnya. Dalam kondisi normal, waktu tempuh kapal ferry dari Pelabuhan Sape menuju Labuan Bajo sekitar 7-8 Jam. (Sumber: Berita Antara)