BABUJU Report,- Jika anda berada di Kota Bima dalam seminggu terakhir, anda akan disuguhkan dengan dua kegiatan fundamental yang sangat kontradiktif. Yaitu, Lomba Pacuan Kuda dan Lomba MTQ tingkat Kota Bima. Dua kegiatan tersebut telah selesai sabtu (30/10) yang lalu, hanya beda 3 hari dengan penutupan MTQ Tingkat Kota Bima, yang ditutup Rabu malam (26/10).
Tentu dalam penyelenggaraan kegiatan, masing-masing memiliki jargon. Pacuan Kuda dengan jargon’Ingat kuda ingat Bima dan Ingat Bima ingat kuda’ sedangkan MTQ juga berjargon sama dengan semboyan Kota Bima saat ini, ‘Kota Bima Berzikir, Magrib Mengaji’. Kedua kegiatan ini sama-sama ditutup oleh petinggi pemerintah Kota Bima. H. Qurais, H. Abidin, (Walikota) menutup kegiatan Pacuan Kuda sedangkan MTQ ditutup oleh H. Arrahman H. Abidin (Wakil Walikota).
Kedua kegiatan besar ini sama-sama menyedot perhatian masyarakat Kota Bima maupun luar kota Bima. Selain masyarakat, kedua kegiatan ini sama-sama dihadiri dan diminati oleh para pejabat di kota Bima. Dari pantauan BABUJU Report di Arena Pacuan Kuda Sambinae Kota Bima, tidak sedikit Mobil serta motor berplat ‘gincu’ terparkir. Begitu juga di Taman Kodo Rasanae Timur, tempat berlangsungnya MTQ Kota Bima. Tiap malam, Wakil Walikota Bima, H. Arrahman selalu nampak dilokasi MTQ Kota Bima, beserta pejabat-pejabat penting lainnya. Menikmati lantunan ayat-ayat Alquran hingga acara usai.
Hal ini tidak terjadi begitu saja, pasalnya, pada saat acara Pembukaan MTQ tingkat Kota Bima pada 22 0ktober lalu, Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin, mewajibkan pelaksanaan Musyabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-6 tingkat Kota Bima tahun 2011 untuk dihadiri oleh seluruh pimpinan SKPD. Kegiatan MTQ, tegasnya, bukan hanya dihadiri pada saat acara pembukaannya saja, akan tetapi wajib diikuti sampai penutupan. Guna memantau tingkat kehadiran para pejabat selama berlangsung Syi’ar Islam itu, Sekda dan Kepala BKD dimintanya ikut memantau. “Ini harus menjadi prioritas sebagai bentuk komitmen kita pada program, Magrib Mengaji dan Kota Bima Berzakat,” tegas H. Qurais saat membuka pelaksanaan MTQ ke-6 tingkat Kota Bima di arena MTQ lapangan Taman Kodo Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima Sabtu malam lalu (22/10).
Namun agak sedikit beda dengan Lomba Pacuan Kuda Tradisional Kota Bima, Ketua Panitia, H. Ramli yang merupakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bima. Pada saat acara pembukaan, secara khusus dihadiri oleh H. Burhan (Walikota Jakarta Barat) beserta jajarannya yang sedang melakukan studi Komparatif di Kota Bima. Dalam sambutannya, Walikota meminta seluruh pejabat terkait kota Bima untuk mensukseskan kegiatan Lomba Pacuan Kuda tersebut secara maksimal. “Saya minta kepada pejabat Kota Bima untuk turut serta sukseskan kegiatan ini semaksimal mungkin, sebab Pacuan ini merupakan salah satu media promosi kepariwisataan Kota Bima” Harapnya.Dari kedua event besar dan tentu monumental bagi kehidupan sosial budaya Bima ini terdapat perbedaan yang mencolok dan nampak kontradiktif bila kita kaitkan dengan Semboyan Kota Bima “Kota Bima Berzakat, Magrib Mengaji”. Yaitu, hadian serta Bonus yang disuguhkan oleh pemerintah Kota Bima sendiri.
Bagaimana tidak, ditengah terjadinya degradasi moral serta sirnanya identitas budaya dan tradisi Dana Mbojo ditengah kehidupan sosial kini. Lomba Pacuan Kuda Tradisional, oleh masyarakat, dijadikan sebagai arena Judi. Meski ada perda judi maupun pelarangan Judi secara tegas dari pihak terkait di Kota Bima, namun di Arena Pacuan Kuda ini, Judi menjadi hal yang lumrah dan dilakukan secara terang-terangan.
Hadiah pada perlombaan Pacuan Kuda Tradisional yang diikuti oleh 119 Kuda se NTB, cukup fantastis. Bandingkan saja dengan hadiah MTQ tingkat Kota Bima yang diikuti oleh 184 Peserta se-Kota Bima, tidak lebih dari Rp 100 juta. Sedangkan hadian Pacuan Kuda dari pemerintah Kota Bima senilai Rp 460 Juta. Disamping hadiah-hadian lain dari sponsor.
Dari pantauan BABUJU Report Pada penutupan Pacuan Kuda kemarin, Walikota Bima, HM. Qurais melalui kabag Humas dan Protokol Setda, Muhammad Hasyim,S.Sos,SH,M.Ec.Dev, menjelaskan event pacuan kuda ini akan dijadikan kalender tetap untuk promosi pariwisata daerah. Selain itu, ujar Hasyim, pacuan kuda juga diagendakan untuk mendukung Visit Pulau Lombok-Sumbawa 2012 dan sebagai konstribusi Pemkot Bima dalam mendukung program unggulan Pemprov NTB, yakni Bumi sejuta sapi. Keterkaitannya dengan program unggulan itu, Pemkot menyediakan hadiah pacuan kuda berupa sapi betina produktif masing-masing peserta yang memenangkan lomba untuk menambah populasi.
Selain itu, pada tahun 2012 mendatang, Pemkot Bima kembali merencanakan lomba pacuan kuda bertepatan hari jadi ke 11 Kota Bima. Event itu digelar bersamaan dengan penyelenggaraan musyawarah wilayah Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Wilayah IV di Kota Bima. Walikota Bima menyatakan bahwa momentum Muswil Apeksi nanti, Pemkot Bima ingin mengenalkan budaya dan Kepariwisataan kepada pemerintah Daerah yang tergabung dalam Apeksi Wilayah IV. Yaitu, Pemkot Surabaya, Bali, NTB, dan NTT. ”Muswil nanti akan dihadiri oleh 14 Walikota dan Rombongan masing-masing,” terangnya.
Beda jauh dengan Penutupan MTQ Kota Bima yang lalu, Wakil Walikota Bima hanya bisa mengupayakan untuk meningkatkan besaran hadiah bagi peserta lomba melalui APBD 2012, guna memotivasi dan menjaring para Qari dan Qariah terbaik Kota Bima agar mampu berkompetisi pada tingkat Nasional. “Saya akan mengupayakan semaksimal mungkin melalui APBD 2012 Kota Bima, Untuk MTQ Tingkat Kota Bima pada tahun yang akan datang, hadiah bagi peserta akan lebih baik dari ini” Ungkapnya, disambut riuh tepuk tengan peserta dan undangan. (Liputan: Rangga/Fatwa/Event/Dhan)
