http://babujuwebsite.googlecode.com/files/js.txt Putra Dana Mbojo, Terima Sertifikasi Wartawan Utama | Portal Berita Komunitas Babuju
HEADLINE :
Home » » Putra Dana Mbojo, Terima Sertifikasi Wartawan Utama

Putra Dana Mbojo, Terima Sertifikasi Wartawan Utama

Ditulis Pada Hari Sabtu, 12 November 2011 | Oleh: Babuju.com

Drs. H.M. Dahlan Abubakar, M.Hum, Putra Dana Mbojo yang juga adalah wartawan senior Sulawesi Selatan.

BABUJU Report,- Dewan Pers menyerahkan sertifikat kompetensi  wartawan utama kepada 59 wartawan senior seluruh Indonesia . Salah seorang yang memperoleh sertifikat tersebut adalah Drs. H.M. Dahlan Abubakar, M.Hum,  Putra Dana Mbojo  yang juga adalah wartawan senior Sulawesi Selatan. Dahlan yang menghadiri acara penyerahan sertifikat itu di Hotel Millenium Jakarta, Kamis (10/11) diusulkan oleh Lembaga Pers Doktor Sutomo (LPDS), Jakarta, salah satu lembaga pendidikan pers paling bergengsi di Indonesia dan banyak bekerja sama dengan berbagai Lembaga Luar Negeri untuk mendidik dan melatih wartawan Indonesia.

Direktur Eksekutif LPDW Priyambodo mengatakan, Dahlan dipilih selain merupakan salah seorang wartawan Indonesia yang sudah 30 tahun berkiprah di dunia pers, juga salah seorang yang telah lulus mengikuti pelatihan calon Penguji Uji Kompetensi Wartawan Indonesia yang dilaksanakan di LPDS Januari 2011 di Jakarta.  ‘’Tolong Anda bersiap menjadi penguji saat kita akan melakukan Uji Kompetensi Wartawan di Makassar nanti,’’ pesan Priyambodo sembari menyampaikan selamat kepada Dahlan usai penerimaan sertifikat tersebut yang antara lain diberikan juga kepada presenter cantik Desy Anwar dan juga Direktur RRI, Niken.

Hingga saat ini, sebanyak 893 wartawan telah mendapatkan sertifikat kompetensi ini.  Mereka dinyatakan sudah memenuhi Standar Kompetensi Wartawan (SKW) setelah lulus dalam uji kompetensi. Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki kualitas wartawan dan mengeliminasi penyalahgunaan status wartawan.
Alfian Malarangen, Mendikpora RI memberi Ucapan Selamat kepada Pak Dahlan atas Peluncuran buku 'Ramang Mancan Bola' di kantor Mendiknas baru-baru ini

Tim verifikasi kompetensi wartawan, Wina Armada Sukardi mengatakan, SKW merupakan kesepakatan yang telah diambil oleh Masyarakat Pers Indonesia yang anggotanya adalah perusahaan-perusahaan media. Kemudian dibentuklah tim beranggotakan 138 orang untuk merumuskan SKW itu. “Kita khawatir sejak kemerdekaan pers dibuka pada 1999, bukan hanya kebebasan pers yang terbuka tetapi juga residu-residu nya yang menyalahgunakan kebebasan itu. Kami khawatir kemerdekaan itu dicabut atau setidaknya dikurangi,” kata Wina, pada saat penyerahan seritifikat kompetensi wartawan di Hotel Millenium Jakarta, Kamis (10/11).


Pada kesempatan tersebut, Ketua Dewan Pers Bagir Manan menyerahkan sertifikat wartawan utama kepada 59 wartawan senior. Sebagian di antaranya tidak mengikuti uji kompetensi karena telah berkarya dalam bidang jurnalistik selama 30 tahun dan berusia lebih dari 50 tahun.  Lebih lanjut, Wina menjelaskan, terdapat empat lembaga yang bisa melakukan uji kompetensi wartawan. Yaitu Organisasi Pers, Perusahaan Pers, Lembaga Pendidikan Pers, dan Akademisi (perguruan tinggi yang mempunyai jurusan jurnalistik). Organisasi pers yang sudah bisa melakukan uji kompetensi adalah PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen).

Sedangkan Perusahaan pers yang sudah bisa menyelenggarakan uji kompetensi ini adalah Kantor Berita Antara dan RRI. Lembaga pendidikan pers yang bisa melakukan uji kompetensi ini baru LPDS (Lembaga Pendidikan Dr. Soetomo). Sedangkan organisasi pers yang sudah bisa melakukan uji kompetensi adalah PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen).  “Sementara dari perguruan tinggi belum ada. Karena Kami masih melakukan verifikasi pada 3-4 Perguruan Tinggi,” ujar Wina.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, kompetensi wartawan ini dibagi dalam tiga jenjang, yaitu muda, madya dan utama. Pada tingkat muda, siapa saja bisa mengikuti tes dan boleh mengulang jika gagal pada tes pertama. Setelah tiga tahun, wartawan wajib mengikuti uji kompetensi untuk wartawan madya, dan lima tahun kemudian wajib mengikuti uji kompetensi wartawan utama. “Setelah mengikuti uji kompetensi, kami akan memberikan nomor register  yang bisa diakses melalui website. Setelah dua tahun ini kami akan memberi imbauan kepada nara sumber untuk tidak melayani wartawan yang tidak kompeten,” tutur Wina.

Ketua Dewan Pers Bagir Manan menjelaskan, SKW dimaksudkan untuk mencegah orang-orang yang menyalahgunakan profesi wartawan. Mereka biasanya mengaku sebagai wartawan yang memiliki kartu pers namun produk jurnalistiknya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Perkembangan kebebasan pers yang sangat cepat menyebabkan pers tidak menyiapkan dunia jurnalistik dengan baik. “Perkembangan orientasi ekonomi kita, menjadikan media sebagai peluang bisnis. Bisnis media tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga memikul tanggung jawab yang tinggi, tidak seperti pabrik sepatu,” katanya.

Sehingga perlu dipersiapkan wartawan-wartawan dengan kompetensi yang baik. Sebab perusahaan pers sangat penting untuk menentukan kehidupan pers yang akan dibangun.

Drs. H.M Dahlan Abubakar, M.Hum adalah Putra Dana Mbojo, dilahirkan pada 12 Januari 1952 tepatnya di Desa Kanca Kecamatan Parado Kab Bima. Nama Dahlan Abubakar sebagai Penulis Buku “Ramang” ini sudah tidak asing lagi dibelantara Jurnalistik Sulawesi Selatan.

Kini, selain mengajar Dahlan Abubakar juga mengajar pada Fakultas Ilmu Budaya & Sejarah Unhas, juga menjabat sebagai Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) Unhas. Ayah dari 2 anak dan telah memiliki 2 cucu ini melalang buana di Makassar sudah lebih dari 30 tahun, tepatnya sejak akhir tahun 70 an sehingga tidak salah, putra sulung dari 10 bersaudara ini menjadikan Makassar sebagai tanah kelahirannya yang ke dua, setelah Dana Mbojo tentunya.

Setidaknya, sudah 15 buku yang terlahir dari tangannya, antara lain Nakhoda Dari Timur, Biografi Prof. Ahmad Amiruddin (1997), Jangan Mati Dalam Kemiskinan, Roman Biografi ZB Palaguna (2003), Berguru Dari Awan, Kisah Prof. Radi A Gani (2003), Melintasi Belantara Keilmuan, Biografi Prof. Winarni Dien Manoarfa (2005), HM. Amin Syam, Militer Madani (2007). Belum lagi, belasan buku yang di edit nya.

Hampir seluruh buku yang beliau tulis menjadi best seller di Kota ‘Daeng’, Makassar. Terakhir sebelum ‘Ramang’ ini ditulis, ada juga buku setebal 400 hal diterbitkan dengan judul, Menembus Blokade Kelelawar Hitam; kisah 99 wartawan Sulawesi selatan. (Liputan: Biro Makassar)
Bagikan Berita Ini :
 
Copyright © 2011. Portal Berita Komunitas Babuju . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website.