[caption id="attachment_1445" align="aligncenter" width="350" caption="Pipi Aryanto atau biasa dipanggil Pian, Penderita Kusta di Desa Punti Soromandi, hampir 2 tahun berbaring"]
[/caption]
BABUJU Report,- Rumah batu belum ter-plester nampak disela-sela gang dekat lapangan dusun Sarita Desa Punti. Rumah tersebut seakan sepi tak berpenghuni, nampak tenang dan tak tentram dari lingkungan sekelingnya. Rumah milik Ahmad (67 thn), Petani tadah hujan di dusun Sarita tersebut memendam perih derita seorang anak yang bernama Pipi Aryanto (22 thn), Penderita Penyakit Kusta. Berikut Catatan BABUJU Report.
Rumah batu permanen yang masih berbatu-bata, belum terpoles plesteran sempurna, nampak megah menghadap ke arah selatan. Pagar bambu yang sederhana dan sudah usang membatasi pekarangan. Nampak jendela yang hanya ditutup dengan sisa pagar terbuat dari bambu pula. Hanya ‘sarangge’ (serambi) mengisi ruang teras. Secara administratif, rumah itu beralamat di RT 3/RW 02 Dusun Punti Desa Sarita Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
[caption id="attachment_1446" align="alignleft" width="300" caption="Pian beserta Orang Tuanya menumpang dirumah ini, rumah kakeknya di Sarita"]
[/caption]
Disinilah Pipi Aryanto dirawat dan berbaring menahan derita yang dialami. Ia di vonis oleh PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat) Bajo Kec Soromandi menderita Kusta Akut. Anak dari pasangan Siti Hawa (42) dan Dahlan (45) ini merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Sudah hampir 2 tahun, Pian, panggilan keseharian dari Pipi Aryanto ini berbaring lemah tanpa bisa duduk, lebih-lebih untuk berdiri.
Selama 2 tahun itulah, rintihan pedih menukik tembok-tembok rumah Ahmad, Kakek dari Pian. “Kami dulu tinggal di Piong Kore, namun terpaksa kami jual tanah bersama rumah disana untuk pengobatan Pian” Tutur Siti Hawa, Ibu Pian.
“Sudah sering kami mengupayakan melalui bantuan Pemerintah daerah, namun tidak ada respon sama sekali. Beberapa kali pula kami keluhkan kepada Camat Sanggar, sebelum Pian separah ini, namun hanya di iya kan saja” Sambung Dahlan, Bapak Pian, sedih.
[caption id="attachment_1447" align="alignleft" width="300" caption="Beginilah Pian dirawat selama ini, dirumah kakeknya"]
[/caption]
Sekarang, Pian beserta orang tuanya, tinggal menumpang dirumah orang tua Dahlan di Desa Sarita. Sedangkan, Rumah miliknya di RT 3 Dusun 5, Desa Oi Soro Piong kecamatan Sanggar telah dijual. Hasilnya pun hanya cukup untuk membiayai perawatan Pian di RS Mataram awal tahun 2010 yang lalu. “Sebelum Pian dibawa ke RS Mataram, kami pernah merawatnya di PKM Sanggar dan ditangani langsung oleh Dokter Sanusi. Oleh Dokter Sanusi kami diminta merujuk ke Mataram” Akui Dahlan.
Namun, lagi-lagi karena kekurangan dana serta keterbatasan ekonomi yang dialami oleh keluarga Dahlan, Pian terpaksa dibawa kembali ke Bima dan semanjak itu menumpang dirumah kakeknya di Desa Sarita ini. Meski demikian, Dahlan beserta keluarga sudah sering kali meminta bantuan Dinas Sosial Kabupaten Bima melalui surat pengantar kepala Desa dan Camat Soromandi, namun tidak pernah digubris hingga saat ini.
“Sudah lebih dari 5 kali kami ajukan surat maupun proposal ke Dinsos serta Dinkes Kab Bima, namun tidak direspon apa-apa. Terakhir kami coba ajukan kepada Bapak Bupati Bima, namun hingga hari ini pun tidak ada tanggapan apa-apa. Biarlah Pian kami rawat secara tradisional seperti ini, kami malu pak, meminta terus dan tidak ditanggapi. Mungkin sudah nasib kami orang kecil seperti ini” Urai Dahlan sambil menahan kesedihan atas derita anak pertamanya itu.
[caption id="attachment_1448" align="alignleft" width="300" caption="Kepala Desa Punti, Juraidin M Tayeb, saat ditemui oleh BABUJU Report"]
[/caption]
Camat Soromandi, Yusuf, S.Sos yang ditemui dikantornya mengakui, penyakit yang diderita Pian, anak dari Siti Hawa dan Dahlan. Begitupun dengan usaha yang dilakukan, namun belum direspon oleh pemerintah. “saya sudah memberikan surat pengantar dan mencoba berkomunikasi dengan Bupati Bima, namun belum ditindaklanjuti” Ujarnya diruang kerja.
Sedangkan Kepala Desa Punti, Juraidin M Tayeb yang ditemui dikantor Desa Punti juga menyatakan hal yang sama. “Saya selaku kepala Desa prihatin atas penyakit yang di Derita Pian, Usaha mencari bantuan dengan bersurat maupun informasi lisan kepada pemerintah daerah sudah kami lakukan, namun masih nihil” Ungkapnya.
Awalanya, Penyakit yang diderita Pian hanya gatal-gatal dan Demam, Orang tuanya menganggap biasa. Setelah agak sedikit parah, keluarga menganggap Pian terkena ‘guna-guna’ (Ilmu hitam). Namun setelah dicek di PKM Sanggar, Pian divonis menderita Kusta. Sejak saat itu, Pian dikucilkan oleh warga kerana khawatir tertular.
Kepada Dinas Kesehatan Kab Bima, Hj Siti Hajar maupun Kadinsos, H, Abdul Wahab, hingga berita ini diturunkan tidak berada ditempat dan nomor seluler yang dihubungi pun tidak aktif.
[caption id="attachment_1449" align="alignleft" width="300" caption="BABUJU Report saat mengunjungi Pian, senin pagi (10/10), Uluran tangan para Dermawan dan pihak-pihak yang Peduli sangat dibutuhkan oleh keluarga ini"]
[/caption]
Dua tahun sudah, Pian menderita dan serta merta beban psikologis bagi keluarga karena penyakit yang diderita oleh anak pertamanya tersebut. Atas penderitaan ini, Dahlan mengharapkan bantuan serta uluran tangan dari para Dermawan untuk meringankan beban mereka. “Rumah sudah kami jual pak, Pian belum sembuh juga, sekarangpun kami tidak punya apa-apa, terpaksa kami harus menumpang dirumah orang tua. Jikapun ada Dermawan yang bisa meringankan beban kami, sungguh bahagia rasanya Pak” Urai Dahlan, seraya menghapus genangan air mata yang tertahan dikelopaknya.
Koordinator Komunitas BABUJU, Julhaidin, yang dimintai tanggapan oleh BABUJU Report setelah mendengar informasi serta keterangan tersebut, langsung membentuk Tim Pengumpul Dana melalui DOMPET PEDULI KEMANUSIAAN Untuk PIPI ARYANTO.
Bantuan Kemanusiaan dapat disampaikan langsung ke kediaman Ahmad, RT 3/RW 2 Dusun Sarita Desa Punti Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Atau dapat melalui Rekening BRI Cab Bima nomor: 0079-01-042085-50-6 a/n KOMUNITAS BABUJU atau bisa melalui BNI Cab Bima Nomor: 0216087863 a/n JULHAIDIN. Untuk Konfirmasi Bantuan Peduli Pian dapat melalui sms pada nomor: 087866893435 (Liputan: Dhan/Agyl)

BABUJU Report,- Rumah batu belum ter-plester nampak disela-sela gang dekat lapangan dusun Sarita Desa Punti. Rumah tersebut seakan sepi tak berpenghuni, nampak tenang dan tak tentram dari lingkungan sekelingnya. Rumah milik Ahmad (67 thn), Petani tadah hujan di dusun Sarita tersebut memendam perih derita seorang anak yang bernama Pipi Aryanto (22 thn), Penderita Penyakit Kusta. Berikut Catatan BABUJU Report.
Rumah batu permanen yang masih berbatu-bata, belum terpoles plesteran sempurna, nampak megah menghadap ke arah selatan. Pagar bambu yang sederhana dan sudah usang membatasi pekarangan. Nampak jendela yang hanya ditutup dengan sisa pagar terbuat dari bambu pula. Hanya ‘sarangge’ (serambi) mengisi ruang teras. Secara administratif, rumah itu beralamat di RT 3/RW 02 Dusun Punti Desa Sarita Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
[caption id="attachment_1446" align="alignleft" width="300" caption="Pian beserta Orang Tuanya menumpang dirumah ini, rumah kakeknya di Sarita"]

Disinilah Pipi Aryanto dirawat dan berbaring menahan derita yang dialami. Ia di vonis oleh PKM (Pusat Kesehatan Masyarakat) Bajo Kec Soromandi menderita Kusta Akut. Anak dari pasangan Siti Hawa (42) dan Dahlan (45) ini merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Sudah hampir 2 tahun, Pian, panggilan keseharian dari Pipi Aryanto ini berbaring lemah tanpa bisa duduk, lebih-lebih untuk berdiri.
Selama 2 tahun itulah, rintihan pedih menukik tembok-tembok rumah Ahmad, Kakek dari Pian. “Kami dulu tinggal di Piong Kore, namun terpaksa kami jual tanah bersama rumah disana untuk pengobatan Pian” Tutur Siti Hawa, Ibu Pian.
“Sudah sering kami mengupayakan melalui bantuan Pemerintah daerah, namun tidak ada respon sama sekali. Beberapa kali pula kami keluhkan kepada Camat Sanggar, sebelum Pian separah ini, namun hanya di iya kan saja” Sambung Dahlan, Bapak Pian, sedih.
[caption id="attachment_1447" align="alignleft" width="300" caption="Beginilah Pian dirawat selama ini, dirumah kakeknya"]

Sekarang, Pian beserta orang tuanya, tinggal menumpang dirumah orang tua Dahlan di Desa Sarita. Sedangkan, Rumah miliknya di RT 3 Dusun 5, Desa Oi Soro Piong kecamatan Sanggar telah dijual. Hasilnya pun hanya cukup untuk membiayai perawatan Pian di RS Mataram awal tahun 2010 yang lalu. “Sebelum Pian dibawa ke RS Mataram, kami pernah merawatnya di PKM Sanggar dan ditangani langsung oleh Dokter Sanusi. Oleh Dokter Sanusi kami diminta merujuk ke Mataram” Akui Dahlan.
Namun, lagi-lagi karena kekurangan dana serta keterbatasan ekonomi yang dialami oleh keluarga Dahlan, Pian terpaksa dibawa kembali ke Bima dan semanjak itu menumpang dirumah kakeknya di Desa Sarita ini. Meski demikian, Dahlan beserta keluarga sudah sering kali meminta bantuan Dinas Sosial Kabupaten Bima melalui surat pengantar kepala Desa dan Camat Soromandi, namun tidak pernah digubris hingga saat ini.
“Sudah lebih dari 5 kali kami ajukan surat maupun proposal ke Dinsos serta Dinkes Kab Bima, namun tidak direspon apa-apa. Terakhir kami coba ajukan kepada Bapak Bupati Bima, namun hingga hari ini pun tidak ada tanggapan apa-apa. Biarlah Pian kami rawat secara tradisional seperti ini, kami malu pak, meminta terus dan tidak ditanggapi. Mungkin sudah nasib kami orang kecil seperti ini” Urai Dahlan sambil menahan kesedihan atas derita anak pertamanya itu.
[caption id="attachment_1448" align="alignleft" width="300" caption="Kepala Desa Punti, Juraidin M Tayeb, saat ditemui oleh BABUJU Report"]

Camat Soromandi, Yusuf, S.Sos yang ditemui dikantornya mengakui, penyakit yang diderita Pian, anak dari Siti Hawa dan Dahlan. Begitupun dengan usaha yang dilakukan, namun belum direspon oleh pemerintah. “saya sudah memberikan surat pengantar dan mencoba berkomunikasi dengan Bupati Bima, namun belum ditindaklanjuti” Ujarnya diruang kerja.
Sedangkan Kepala Desa Punti, Juraidin M Tayeb yang ditemui dikantor Desa Punti juga menyatakan hal yang sama. “Saya selaku kepala Desa prihatin atas penyakit yang di Derita Pian, Usaha mencari bantuan dengan bersurat maupun informasi lisan kepada pemerintah daerah sudah kami lakukan, namun masih nihil” Ungkapnya.
Awalanya, Penyakit yang diderita Pian hanya gatal-gatal dan Demam, Orang tuanya menganggap biasa. Setelah agak sedikit parah, keluarga menganggap Pian terkena ‘guna-guna’ (Ilmu hitam). Namun setelah dicek di PKM Sanggar, Pian divonis menderita Kusta. Sejak saat itu, Pian dikucilkan oleh warga kerana khawatir tertular.
Kepada Dinas Kesehatan Kab Bima, Hj Siti Hajar maupun Kadinsos, H, Abdul Wahab, hingga berita ini diturunkan tidak berada ditempat dan nomor seluler yang dihubungi pun tidak aktif.
[caption id="attachment_1449" align="alignleft" width="300" caption="BABUJU Report saat mengunjungi Pian, senin pagi (10/10), Uluran tangan para Dermawan dan pihak-pihak yang Peduli sangat dibutuhkan oleh keluarga ini"]

Dua tahun sudah, Pian menderita dan serta merta beban psikologis bagi keluarga karena penyakit yang diderita oleh anak pertamanya tersebut. Atas penderitaan ini, Dahlan mengharapkan bantuan serta uluran tangan dari para Dermawan untuk meringankan beban mereka. “Rumah sudah kami jual pak, Pian belum sembuh juga, sekarangpun kami tidak punya apa-apa, terpaksa kami harus menumpang dirumah orang tua. Jikapun ada Dermawan yang bisa meringankan beban kami, sungguh bahagia rasanya Pak” Urai Dahlan, seraya menghapus genangan air mata yang tertahan dikelopaknya.
Koordinator Komunitas BABUJU, Julhaidin, yang dimintai tanggapan oleh BABUJU Report setelah mendengar informasi serta keterangan tersebut, langsung membentuk Tim Pengumpul Dana melalui DOMPET PEDULI KEMANUSIAAN Untuk PIPI ARYANTO.
Bantuan Kemanusiaan dapat disampaikan langsung ke kediaman Ahmad, RT 3/RW 2 Dusun Sarita Desa Punti Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima. Atau dapat melalui Rekening BRI Cab Bima nomor: 0079-01-042085-50-6 a/n KOMUNITAS BABUJU atau bisa melalui BNI Cab Bima Nomor: 0216087863 a/n JULHAIDIN. Untuk Konfirmasi Bantuan Peduli Pian dapat melalui sms pada nomor: 087866893435 (Liputan: Dhan/Agyl)