[caption id="attachment_988" align="aligncenter" width="350" caption="Aktifitas Tambora tahun 1997, Foto: google"]
[/caption]
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan Status Waspada G. Tambora pada pukul 11.00 Wita, hari selasa, 30 Agustus 2011. Hal ini dikarenakan Peningkatan gempa sejak awal Bulan Agustus 2011 hingga 29 Agustus kemarin, setidaknya telah terekam 272 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 141 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 276 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 85 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 79 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF). Sesuai dengan data PVMBG yang terkirim dan direleas melalui website resmi PVMBG (www.pvmbg.bgl.esdm.go.id).
Hal ini dibenarkan oleh Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial Dan Bencana, yang berhasil dikonfirmasi via sms, Menjelaskan bahwa telah ditetapkan peningkatan status G. Tambora, dari status Normal (Level I) ke Status Waspada (Level II). “Kami telah menaikan status G. Tambora yang berada di Pulau Sumbawa Prop NTB dari Status Normal menjadi Waspada atas pengamatan beberapa bulan terakhir. Waspada G. Tambora ditetapkan sejak tanggal 30 Agustus 2011, pukul 11.00 Wita” Ujarnya menjelaskan.
Gunung api Tambora secara geografis terletak di Kabupaten Dompu dan Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada posisi 08°15,00’ Lintang Selatan dan 118°00,00 Bujur Timur dengan ketinggian 2851 meter di atas permukaan laut (dpl). G. Tambora menjadi bersejarah karena letusan dahsyatnya pada tanggal 10 April 1815 dan berakhir pada tanggal 12 April 1815. Letusan ini diiringi halilintar sambung menyambung bagaikan ledakan bom atom, terdengar hingga ratusan kilometer jauhnya bahkan terdengar sampai di P. Bangka dan Bengkulu. Pada periode tahun 1847 – 1913 terjadi erupsi di bagian dalam kaldera yang menghasilkan leleran lava dan terbentuknya Kawah Doro Api Toi.
Berarti kini, dua gunung api dipulau Sumbawa sedang berstatus Waspada, sebelumnya adalah Gunung Sangiang di kecamatan Wera kabupaten Bima, sejak bulan November 2009 hingga saat ini masih berstatus Waspada. Meskipun sebelumnya, pada bulan Juni 2009 dinaikan dari Waspada menjadi Siaga. Dan kemudian diturunkan lagi beberapa minggu kemudian menjadi Waspada, hingga kini.
[caption id="attachment_989" align="alignleft" width="225" caption="Peningkatan Aktifitas G.Tambora terpantau April 2011"]
[/caption]
Oleh karena itu, PVMBG yang berpusat di Jawa Barat, merekomendasikan Satlak PB Propinsi NTB untuk selalu berkoordinasi dengan Satlak PB Kab Bima dan Dompu, begitupun sebaliknya dalam hal peningkatan Status G. Tambora. Terhitung tanggal 31 Agustus 2011, Pemerintah Daerah senantiasa untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Tambora di Desa Pekat, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Selain itu, PVMBG menghimbau juga masyarakat disekitar G. Tambora untuk tetap tenang dan tidak panic atau terpancing terhadap isu-isu meletusnya Tambora. Selain itu, Jalur Pendakian Tambora di dusun Pancasila, untuk sementara ditutup selama status Waspada.
Hingga berita ini diupload, Kepala BPBD Kab Bima, Sulhan, ST, MT belum berhasil dikonfirmasi, Nomor selulernya pun tidak aktif. Sekda Kabupaten Bima, Drs H. Masykur, HMS yang berhasil dikonfirmasi belum bisa memberikan penjelasan karena belum mendapatkan laporan dari Satlak PB maupun dari BPBD Kab Bima. (Liputan: Rangga/Nissa/Fatwa)

BABUJU Report,- Ketika sebagian umat muslim di Bima sedang bergembira ria merayakan hari kemenangan, Idul Fitri 1432 H/ 2011 M, PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) mengirimkan Surat elektronik data Geologis yang menerangkan bahwa Gunung Tambora ditetapkan berstatus WASPADA. Surat tersebut diterima Satlak PB (Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Propinsi NTB yang diteruskan kepada BPBD Kab Bima.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan Status Waspada G. Tambora pada pukul 11.00 Wita, hari selasa, 30 Agustus 2011. Hal ini dikarenakan Peningkatan gempa sejak awal Bulan Agustus 2011 hingga 29 Agustus kemarin, setidaknya telah terekam 272 kali kejadian gempa Vulkanik Dalam (VA), 141 kali kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB), 276 kali kejadian gempa Tektonik Jauh, 85 kali kejadian gempa Tektonik Lokal, 79 kali kejadian gempa Low Frekuensi (LF). Sesuai dengan data PVMBG yang terkirim dan direleas melalui website resmi PVMBG (www.pvmbg.bgl.esdm.go.id).
Hal ini dibenarkan oleh Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial Dan Bencana, yang berhasil dikonfirmasi via sms, Menjelaskan bahwa telah ditetapkan peningkatan status G. Tambora, dari status Normal (Level I) ke Status Waspada (Level II). “Kami telah menaikan status G. Tambora yang berada di Pulau Sumbawa Prop NTB dari Status Normal menjadi Waspada atas pengamatan beberapa bulan terakhir. Waspada G. Tambora ditetapkan sejak tanggal 30 Agustus 2011, pukul 11.00 Wita” Ujarnya menjelaskan.
Gunung api Tambora secara geografis terletak di Kabupaten Dompu dan Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya pada posisi 08°15,00’ Lintang Selatan dan 118°00,00 Bujur Timur dengan ketinggian 2851 meter di atas permukaan laut (dpl). G. Tambora menjadi bersejarah karena letusan dahsyatnya pada tanggal 10 April 1815 dan berakhir pada tanggal 12 April 1815. Letusan ini diiringi halilintar sambung menyambung bagaikan ledakan bom atom, terdengar hingga ratusan kilometer jauhnya bahkan terdengar sampai di P. Bangka dan Bengkulu. Pada periode tahun 1847 – 1913 terjadi erupsi di bagian dalam kaldera yang menghasilkan leleran lava dan terbentuknya Kawah Doro Api Toi.
Berarti kini, dua gunung api dipulau Sumbawa sedang berstatus Waspada, sebelumnya adalah Gunung Sangiang di kecamatan Wera kabupaten Bima, sejak bulan November 2009 hingga saat ini masih berstatus Waspada. Meskipun sebelumnya, pada bulan Juni 2009 dinaikan dari Waspada menjadi Siaga. Dan kemudian diturunkan lagi beberapa minggu kemudian menjadi Waspada, hingga kini.
[caption id="attachment_989" align="alignleft" width="225" caption="Peningkatan Aktifitas G.Tambora terpantau April 2011"]

Oleh karena itu, PVMBG yang berpusat di Jawa Barat, merekomendasikan Satlak PB Propinsi NTB untuk selalu berkoordinasi dengan Satlak PB Kab Bima dan Dompu, begitupun sebaliknya dalam hal peningkatan Status G. Tambora. Terhitung tanggal 31 Agustus 2011, Pemerintah Daerah senantiasa untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G. Tambora di Desa Pekat, Kecamatan Kempo, Kabupaten Dompu atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Selain itu, PVMBG menghimbau juga masyarakat disekitar G. Tambora untuk tetap tenang dan tidak panic atau terpancing terhadap isu-isu meletusnya Tambora. Selain itu, Jalur Pendakian Tambora di dusun Pancasila, untuk sementara ditutup selama status Waspada.
Hingga berita ini diupload, Kepala BPBD Kab Bima, Sulhan, ST, MT belum berhasil dikonfirmasi, Nomor selulernya pun tidak aktif. Sekda Kabupaten Bima, Drs H. Masykur, HMS yang berhasil dikonfirmasi belum bisa memberikan penjelasan karena belum mendapatkan laporan dari Satlak PB maupun dari BPBD Kab Bima. (Liputan: Rangga/Nissa/Fatwa)