[caption id="attachment_972" align="alignleft" width="350" caption="Foto; Mpa'a Ncimi Kolo yang diperkenalkan kembali oleh Guru di SDN 5 Kota Bima kepada Siswa/i nya, baru-baru ini"]
[/caption]
BABUJU Report,- Bagi orang-orang Bima yang saat ini telah beranjak dewasa dan berada di berbagai pelosok Bumi ini tentu sangat akrab dengan Mpa'a Ncimi Kolo. Permainan masa kecil ini biasa dilakukan pada malam bulan purnama usai belajar dan shalat Isya Berjamaah atau pulang dari surau-surau untuk belajar ngaji. Yah… Ncimi kolo adalah kenangan yang tak terlupakan bagi orang-orang yang dilahirkan dan dibesarkan dari peradaban Dana Mbojo Sampai kapanpun.
Apa dan Bagaimanakah permainan ini ? Saya mencoba menggali akar budaya ini untuk teman-teman dimana saja berada. Ncimi Kolo merupakan sejenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak laki-laki dan kadang juga perempuan. Pemain biasanya dibagi kedalam dua kelompok, satu kelompok akan Ncimi Kolo (bersembunyi), kelompok lain mencari. Sehingga Ncimi Kolo diangkat menjadi nama permainan. Dimainkan pada bulan purnama setelah usai mengaji dan sholat Isya. Sambil menemai para ibu dan gadis yang sedang memintal benang di halaman rumah.
Pada fase permainan, seperti biasa, yang kalah akan 'mencari' dan yang menang akan 'bersembunyi'. Dikatakan Menang bila yang kelompok 'Pencari' menemukan semua personil kelompok yang Ncimi Kolo dan dianggap 'kalah' bila kelompok pencari, mengaku kalah (somba) karena tidak mampu menemukan salah satu satu atau beberapa personil kelompok Ncimi Kolo tadi.
Permainan ini lajimnya dimainkan oleh anak-anak laki-laki berusia 6-12 tahun, Sebelum permainan dimulai disepakati dahulu areal atau wilayah yang dijadikan arena permainan untuk tempat bersembunyi. Agar memudahkan kelompok pencari untuk menemukan tempat persembunyian. Mpa’a Ncimi Kolo tidak diiringi dengan lagu sebagai musik pengiring. Mpa’a Ncimi Kolo masih digemari oleh anak-anak usia 6-12 tahun.
Terakhir saya menemukan Permainan ini, yaitu dikampo Bara kelurahan Paruga Kota Bima, 5 tahun yang lalu (2006). Itupun, hanya beberapa saat karena diusir oleh beberapa orang yang dituakan akibat, Beberapa orang merasa risih karena merasa kaget melihat ada yang bergerak-gerak dibalik objek yang gelap. Apalagi, berpindah-pindah untuk memperbaharui tempat persembunyian, membuat beberapa orang yang tidak mengerti permainan itu spot jantung. Selain itu, permainan Ncimi Kolo saat ini dianggap tidak jaman lagi dan hanya menghabiskan waktu belajar disaat kanak-kanak saja. Sehingga, Riwayat Mpa'a Ncimi Kolo tinggal kisah cerita disekolah saja.
Saat ini permainan Ncimi Kolo hanya ter-riwayat-kan dalam cerita masa kecil saja. Tidak ditemukan lagi anak-anak dan remaja di Bima- Dompu yang melakoni permaianan ini. Anak-anak kita telah banyak yang terbius permainan modern yang terkadang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan akar budaya. Namun dibalik itu, saya merasa terharu dan bangga atas upaya yang dilakukan jajaran SDN No 5 Kota Bima ( dulu Raba 2 Red) yang mengajarkan kembali permainan rakyat Bima kepada siswanya usai pelajaran olahraga. Hal ini tentunya perlu dilakukan oleh sekolah-sekolah lain di Bima-Dompu untuk melestarikan permainan rakyat tradisional sebagai akar budaya daerah.
(Sumber : Permainan Rakyat Tradisional Bima-Dompu; M. Hilir Ismail, dan http://alanmalingi.wordpress.com/2011/02/08/ncimi-kolo-saat-bulan-purnama/)

BABUJU Report,- Bagi orang-orang Bima yang saat ini telah beranjak dewasa dan berada di berbagai pelosok Bumi ini tentu sangat akrab dengan Mpa'a Ncimi Kolo. Permainan masa kecil ini biasa dilakukan pada malam bulan purnama usai belajar dan shalat Isya Berjamaah atau pulang dari surau-surau untuk belajar ngaji. Yah… Ncimi kolo adalah kenangan yang tak terlupakan bagi orang-orang yang dilahirkan dan dibesarkan dari peradaban Dana Mbojo Sampai kapanpun.
Apa dan Bagaimanakah permainan ini ? Saya mencoba menggali akar budaya ini untuk teman-teman dimana saja berada. Ncimi Kolo merupakan sejenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak laki-laki dan kadang juga perempuan. Pemain biasanya dibagi kedalam dua kelompok, satu kelompok akan Ncimi Kolo (bersembunyi), kelompok lain mencari. Sehingga Ncimi Kolo diangkat menjadi nama permainan. Dimainkan pada bulan purnama setelah usai mengaji dan sholat Isya. Sambil menemai para ibu dan gadis yang sedang memintal benang di halaman rumah.
Pada fase permainan, seperti biasa, yang kalah akan 'mencari' dan yang menang akan 'bersembunyi'. Dikatakan Menang bila yang kelompok 'Pencari' menemukan semua personil kelompok yang Ncimi Kolo dan dianggap 'kalah' bila kelompok pencari, mengaku kalah (somba) karena tidak mampu menemukan salah satu satu atau beberapa personil kelompok Ncimi Kolo tadi.
Permainan ini lajimnya dimainkan oleh anak-anak laki-laki berusia 6-12 tahun, Sebelum permainan dimulai disepakati dahulu areal atau wilayah yang dijadikan arena permainan untuk tempat bersembunyi. Agar memudahkan kelompok pencari untuk menemukan tempat persembunyian. Mpa’a Ncimi Kolo tidak diiringi dengan lagu sebagai musik pengiring. Mpa’a Ncimi Kolo masih digemari oleh anak-anak usia 6-12 tahun.
Terakhir saya menemukan Permainan ini, yaitu dikampo Bara kelurahan Paruga Kota Bima, 5 tahun yang lalu (2006). Itupun, hanya beberapa saat karena diusir oleh beberapa orang yang dituakan akibat, Beberapa orang merasa risih karena merasa kaget melihat ada yang bergerak-gerak dibalik objek yang gelap. Apalagi, berpindah-pindah untuk memperbaharui tempat persembunyian, membuat beberapa orang yang tidak mengerti permainan itu spot jantung. Selain itu, permainan Ncimi Kolo saat ini dianggap tidak jaman lagi dan hanya menghabiskan waktu belajar disaat kanak-kanak saja. Sehingga, Riwayat Mpa'a Ncimi Kolo tinggal kisah cerita disekolah saja.
Saat ini permainan Ncimi Kolo hanya ter-riwayat-kan dalam cerita masa kecil saja. Tidak ditemukan lagi anak-anak dan remaja di Bima- Dompu yang melakoni permaianan ini. Anak-anak kita telah banyak yang terbius permainan modern yang terkadang tidak mendidik dan tidak sesuai dengan akar budaya. Namun dibalik itu, saya merasa terharu dan bangga atas upaya yang dilakukan jajaran SDN No 5 Kota Bima ( dulu Raba 2 Red) yang mengajarkan kembali permainan rakyat Bima kepada siswanya usai pelajaran olahraga. Hal ini tentunya perlu dilakukan oleh sekolah-sekolah lain di Bima-Dompu untuk melestarikan permainan rakyat tradisional sebagai akar budaya daerah.
(Sumber : Permainan Rakyat Tradisional Bima-Dompu; M. Hilir Ismail, dan http://alanmalingi.wordpress.com/2011/02/08/ncimi-kolo-saat-bulan-purnama/)