
Minuman itu, katanya, akan disuguhkan kepada tamu yang menghadiri acara penting di Oi Mbo dan Kumbe. Apalagi, rasanya yang khas dan enak diminum saat masih asli maupun yang telah didinginkan. Tidak hanya itu. Kata ibu dua anak ini, pada bulan puasa permintaan minuman itu meningkat, karena banyak pembeli yang ingin meneguknya saat berbuka puasa. ”Kita tak berani mencampur air khas itu, apalagi dalam bulan puasa karena rasanya halus dan bisa menghilangkan dahaga,” Katanya.
Untuk mendapatkan air itu, katanya,sehari hanya bisa menyiapkan dua hingga tiga gentongan kecil (ponda) yang di ambil dari beberapa pohon lontar. Saat ini ada puluhan warga yang menjajakan minuman itu. ”Kita hanya menjual dipinggir jalan saja,dan banyak juga yang menjual dengan pikulan atau junjung,” Katanya.
Hal senada dikemukakan warga RT 16 Oi Mbo, Maryati. Saat bulan Ramadhan, air itu tak pernah kering dan tetap memenuhi permintaan pembeli. Bahkan, pada bulan lain hanya bisa mendapatkan satu hingga dua ponda. ”Bulan ini memang berkah dan penjual tak pernah kehabisan stok hingga puluhan botol,” Katanya. Harga setiap botol, katanya, bervariasi bergantung pada ukuran botol. Untuk ukuran kecil harganya sebesar Rp 5.000/botol 500ml, sedangkan berukuran besar (1500 ml) Rp 10.000/botol. (BE.13)