
BABUJU Report,- Selepas lebaran Idul Fitri 1432 H/2011 M, Komunitas BABUJU yang bermarkas di Lingkungan Sadia 1 Kota Bima, akan meng-helat kegiatan sosial budaya bertajuk ‘Nggilo Moti’ di Perairan teluk Bima. Kegiatan ini dilaksanakan 3 hari setelah lebaran atau tepatnya pada 2 September 2011 yang berlokasi di Lawata Kota Bima. ‘Nggilo Moti’ merupakan kegiatan turun temurun masyarakat pesisir Bima dalam menyuluh ikan dilaut. Kegiatan yang dihelat secara Formalitas ini adalah yang pertama kali diselenggarakan di Bima.
Koordinator Komunitas BABUJU, Julhaidin atau biasa disapa dengan Rangga Babuju menjelaskan bahwa event ‘Nggilo Moti’ ini merupakan gagasan teman-teman SOLUD (Solidaritas Untuk Demokrasi) Bima, Komunitas BABUJU mencoba mengimplementasikannya. “Ini idenya bang Dedi SOLUD, kebetulan moment lebaran dan mudik lebaran, kami dari Komunitas BABUJU mencoba menerapkan dalam bentuk nyata dan memang kegiatan ini untuk masyarakat Bima perantau yang pada saat ini sedang mudik di Bima” Ujarnya ketika ditanya oleh crew BABUJU Report di Markas BABUJU.
[caption id="attachment_916" align="alignright" width="350" caption="Lokasi 'Nggilo Moti' Antara Lawata - Amahami : Foto; SangBima"]

Kegiatan ‘Nggilo Moti’ ini direncanakan akan dihadiri oleh banyak kalangan masyarakat Bima rantau yang kebetulan sedang mudik di Bima. Tidak kurang dari 50 orang sudah mengkonfirmasi keikutsertaannya. Menurut Ketua Panitia ‘Nggilo Moti’, Ardy, bahwa ajang ‘Nggilo Moti’ merupakan salah satu Kegiatan Sosial Budaya Bima, yang kini mulai jarang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok akibat kesibukan masyarakat Bima itu sendiri. “Konfirmasi Keikutsertaan, kami tutup hari Minggu, 28 Agustus ini. Hal ini dilakukan guna pembagian kelompok Nggilo itu sendiri” Jelas Ardy.
Event ‘Nggilo Moti’ rencannya akan dirangkaikan dengan kegiatan Halal Bi Halal (Lamba Angi) antara FOKKA (Forum Komunikasi Kasabua Ade), Komunitas BABUJU, Bimeks Group, KJS (Komunitas Jalan Setapak) serta KPF (Komunitas Penyuka Foto) Dana Mbojo. “Lamba Angi sendiri akan kita laksanakan sore hari, sedangkan ‘Nggilo Moti’ dilaksanakan pada malam harinya” Ujar Ardy.
Disinggung terkait dana kegiatan, Koordinator Komunitas BABUJU, Rangga menjelaskan, bahwa anggaran kegiatan ini murni dari peserta yang akan ikut. Karena kegiatan ini bersifat semi formal, maka maksimal atau tidaknya kegiatan ini bergantung sungguh dari para peserta acara. Sebab kegiatan yang untuk pertama kali dihelat ini digagas dan dilaksanakan dengan pola ‘keroyokan’ (gotongroyong), anggarannya pun dikeroyok. “Kami coba tawarkan keberbagai pihak atas pelaksanaan kegiatan ini, banyak yang sangsi bila acara ini hanya sekedar seremonial yang tiada manfaatnya, makanya kami coba pola gotongroyong utk melaksanakannya.” Ungkapnya.
Ironis memang, ketika kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial budaya di Dana Mbojo tidak banyak yang merespon. Sehingga tidak jarang banyak pihak yang berusaha melaksanakannya namun harus tersendat pada dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Padahal, kegiatan ‘Nggilo Moti’ juga termasuk bagian dari partisipasi mendukung upaya ‘Visit Sumbawa 2012’. Hal ini dapat dilihat dari peserta yang akan menghadiri dan element yang berkiprah didalamnya. Kegiatan ‘Nggilo Moti’ ini bisa disetarakan dengan ajang Nasional, sebab yang akan mengikuti kegiatan ini banyak dari kalangan masyarakat Bima rantau yang tersebar dari berbagai pelosok negeri ini, yang pada saat ini sedang mudik lebaran di kampong halaman, Dana Mbojo. (Liputan: Fatwa/Nisa)