Aula SMAN 1 Kota Bima pada hari Minggu 22 Mei 2011 dipadati orang kendati hari itu hari libur. Sekitar 250 orang yang mayoritas adalah pelajar/mahasiswa se-Kota Bima menghadiri Seminar Kesehatan Reproduksi yang digelar oleh Komunitas Jalan Setapak (KJS) sebuah organisasi komunitas yang pada hari itu melaunching eksistensinya di Kota Bima secara publik.
[caption id="attachment_99" align="alignright" width="347" caption="seminar kesehatan KJS"]
[/caption]
Seminar yang bertema "Yang Muda, Yang Sehat dan Bertanggungjawab (kambali Mbojo Mantoi)" ini dibuka oleh Sekda Kota Bima yang dalam pidato singkatnya memberikan arahan dan harapan akan kreatifitas kaum muda Bima agar bisa diarahkan ke hal-hal yang positif untuk mendukung Bima yang lebih baik. Untuk kedepannya KJS diharapkan bisa lebih menjalin kemitraan dengan stakeholder daerah dan pelibatan unsur-unsur instansi terkait agar terjadi maksimalisasi efektifitas program-program yang sinkron dengan program daerah. Lebih khusus unsur pemerintahan daerah ini mengharapkan agar seminar bisa membawa pencerahan dan input positif untuk generasi muda Bima.
Seminar ini diselenggarakan secara gratis, artinya peserta tidak dikenakan biaya dan malah bisa membawa pulang sertifikat, hadiah doorprizes dari sponsor dan tentunya ilmu-ilmu yang berguna dari pemateri. Menurut Muhammad Akbar S.Pt, yang merupakan Sekjen Komunitas Jalan Setapak (KJS), Seminar ini sengaja digelar pada momen Hari Kebangkitan Nasional sebagai hari baik yang menandai kebangkitan pemuda-pemudi Indonesia untuk memperjuangkan bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Seminar ini merupakan salah satu item kegiatan rangkaian Launching KJS ke publik.
Dalam seminar ini masalah kesehatan reproduksi dikupas habis oleh tiga orang pemateri yang terdiri dari:
Seminar yang dipandu oleh Agus Mawardi (Ketua LEADS dan anggota KJS Bima) berjalan hidup. Peserta antusias mengikuti setiap pemateri membahas masalah yang berkaitan dengan dunia muda ini dalam aspek-aspek yang mereka geluti. Terkadang peserta riuh tertawa mendengar istilah "aliran AMHALAK" , plesetan Drs. Anwar HM untuk kebiasaan muda-mudi Bima menghabiskan waktu dari magrib sampai tengah malam berpasangan berlainan jenis sepanjang jalan dari kawasan Ama Hami sampai Kalaki yang menggantikan adat/kebiasaan Mbojo mantoi yang mengharuskan anak-anak remaja berada di rumah untuk beribadah dan belajar. Arus budaya pop barat dituding sebagai biang keladi kemerosotan ahlak remaja selain semakin menurunnya pendidikan agama dalam keluarga.
Kasus kesusilaan yang semakin banyak terjadi di Bima dewasa ini menurut Kom Pol Adi Nugraha S.IK salah satunya karena kurangnya efek jera dalam penegakan hukum. KUHP yang masih mengadopsi undang-undang warisan Belanda seharusnya sudah direvisi berdasarkan kebutuhan dan realitas jaman, dimana besarnya hukuman materil tidak sesuai lagi dengan nilai uang jaman sekarang. Wakapolres Bima Kota ini juga mensosialisasikan pasal-pasal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk pelanggaran kesusilaan yang terjadi agar masyarakat dan remaja pada umumnya bisa menyadari bahwa masalah syahwat bukan saja menjadi ranah pribadi melainkan bisa berimbas ke aspek hukum.
dr. Arif Budiman, seorang dokter muda yang menjadi pemateri ke tiga dalam seminar ini menyampaikan uraian mengenai fisiologis remaja serta aspek seksual. Sudah menjadi sifat alamiah manusia untuk menjadi matang secara seksual, dan remaja dijelaskan harus bisa memanajemen faktor-faktor reproduksi yang meliputi faktor psikis dan fisik agar dapat menjalani hidup secara berkualitas. Seks diluar nikah dinilai sebagai kebiasaan yang sangat berbahaya untuk kesehatan, dimana potensi remaja yang melakukannya dan terjangkit aneka penyakit menular seksual. Penyakit kelamin seperti Syphilis, Gonorrhea, dan yang paling berbahaya adalah ancaman HIV-AIDS merupakan resiko terberat bagi orang-orang yang melakukan hubungan seks sembarangan, terlebih bagi yang gemar bertukar pasangan.
Menurut dokter yang pernah menjadi ketua MER-C Cabang Mataram ini, Kondom dan mansturbasi seperti yang banyak ahli medis barat kampanyekan bukanlah solusi terbaik terbebas dari ancaman Penyakit Menular Seksual (PMS). Kondom hanya akan mendorong orang terus melakukan aktifitas tercela ini karena diberikan kemudahan dan janji terbebas dari penyakit, dan ujung-ujungnya praktek asusila akan semakin meningkat. Tidak berzina, menyegerakan menikah bagi yang mampu dan memenuhi syarat, serta berpuasa bisa menjadi solusi yang ampuh untuk meredam hasrat alamiah manusia ini. (dok/KJS)
[caption id="attachment_99" align="alignright" width="347" caption="seminar kesehatan KJS"]

Seminar yang bertema "Yang Muda, Yang Sehat dan Bertanggungjawab (kambali Mbojo Mantoi)" ini dibuka oleh Sekda Kota Bima yang dalam pidato singkatnya memberikan arahan dan harapan akan kreatifitas kaum muda Bima agar bisa diarahkan ke hal-hal yang positif untuk mendukung Bima yang lebih baik. Untuk kedepannya KJS diharapkan bisa lebih menjalin kemitraan dengan stakeholder daerah dan pelibatan unsur-unsur instansi terkait agar terjadi maksimalisasi efektifitas program-program yang sinkron dengan program daerah. Lebih khusus unsur pemerintahan daerah ini mengharapkan agar seminar bisa membawa pencerahan dan input positif untuk generasi muda Bima.
Seminar ini diselenggarakan secara gratis, artinya peserta tidak dikenakan biaya dan malah bisa membawa pulang sertifikat, hadiah doorprizes dari sponsor dan tentunya ilmu-ilmu yang berguna dari pemateri. Menurut Muhammad Akbar S.Pt, yang merupakan Sekjen Komunitas Jalan Setapak (KJS), Seminar ini sengaja digelar pada momen Hari Kebangkitan Nasional sebagai hari baik yang menandai kebangkitan pemuda-pemudi Indonesia untuk memperjuangkan bangsa dan negara kearah yang lebih baik. Seminar ini merupakan salah satu item kegiatan rangkaian Launching KJS ke publik.
Dalam seminar ini masalah kesehatan reproduksi dikupas habis oleh tiga orang pemateri yang terdiri dari:
- Drs. Anwar HM (sosiolog) yang membahas dari segi agama, sosial dan budaya
- Kompol Adi Nugraha S.IK (Wakapolres Bima Kota) yang menguraikan bentuk-bentuk kejahatan kesusilaan dan tinjauan aspek hukumnya
- dr. Arief Budiman (dokter muda) yang memaparkan aspek kesehatan reproduksi.
Seminar yang dipandu oleh Agus Mawardi (Ketua LEADS dan anggota KJS Bima) berjalan hidup. Peserta antusias mengikuti setiap pemateri membahas masalah yang berkaitan dengan dunia muda ini dalam aspek-aspek yang mereka geluti. Terkadang peserta riuh tertawa mendengar istilah "aliran AMHALAK" , plesetan Drs. Anwar HM untuk kebiasaan muda-mudi Bima menghabiskan waktu dari magrib sampai tengah malam berpasangan berlainan jenis sepanjang jalan dari kawasan Ama Hami sampai Kalaki yang menggantikan adat/kebiasaan Mbojo mantoi yang mengharuskan anak-anak remaja berada di rumah untuk beribadah dan belajar. Arus budaya pop barat dituding sebagai biang keladi kemerosotan ahlak remaja selain semakin menurunnya pendidikan agama dalam keluarga.
Kasus kesusilaan yang semakin banyak terjadi di Bima dewasa ini menurut Kom Pol Adi Nugraha S.IK salah satunya karena kurangnya efek jera dalam penegakan hukum. KUHP yang masih mengadopsi undang-undang warisan Belanda seharusnya sudah direvisi berdasarkan kebutuhan dan realitas jaman, dimana besarnya hukuman materil tidak sesuai lagi dengan nilai uang jaman sekarang. Wakapolres Bima Kota ini juga mensosialisasikan pasal-pasal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk pelanggaran kesusilaan yang terjadi agar masyarakat dan remaja pada umumnya bisa menyadari bahwa masalah syahwat bukan saja menjadi ranah pribadi melainkan bisa berimbas ke aspek hukum.
dr. Arif Budiman, seorang dokter muda yang menjadi pemateri ke tiga dalam seminar ini menyampaikan uraian mengenai fisiologis remaja serta aspek seksual. Sudah menjadi sifat alamiah manusia untuk menjadi matang secara seksual, dan remaja dijelaskan harus bisa memanajemen faktor-faktor reproduksi yang meliputi faktor psikis dan fisik agar dapat menjalani hidup secara berkualitas. Seks diluar nikah dinilai sebagai kebiasaan yang sangat berbahaya untuk kesehatan, dimana potensi remaja yang melakukannya dan terjangkit aneka penyakit menular seksual. Penyakit kelamin seperti Syphilis, Gonorrhea, dan yang paling berbahaya adalah ancaman HIV-AIDS merupakan resiko terberat bagi orang-orang yang melakukan hubungan seks sembarangan, terlebih bagi yang gemar bertukar pasangan.
Menurut dokter yang pernah menjadi ketua MER-C Cabang Mataram ini, Kondom dan mansturbasi seperti yang banyak ahli medis barat kampanyekan bukanlah solusi terbaik terbebas dari ancaman Penyakit Menular Seksual (PMS). Kondom hanya akan mendorong orang terus melakukan aktifitas tercela ini karena diberikan kemudahan dan janji terbebas dari penyakit, dan ujung-ujungnya praktek asusila akan semakin meningkat. Tidak berzina, menyegerakan menikah bagi yang mampu dan memenuhi syarat, serta berpuasa bisa menjadi solusi yang ampuh untuk meredam hasrat alamiah manusia ini. (dok/KJS)
Drs. Anwar HM