
Catatan Kecil : Usman D.Ganggang
Menyebut nama Mbojo atau Bima, terbersit sebuah simpulan bahwa pasti ada legendanya, yang unik dan menarik. Begitupun ketika kita menyimak nama Pulau Ular, pasti ada ceritanya, terutama terkait dengan kehadirannya.di bumi Mbojo atau Bima yang merupakan sebuah wilayah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketika penulis ke sana, langsung diterima Sri Mayansari, salah seorang cewek manis asal Desa Payi Kecamatan Wera. Sambil menikmati pengaha (kue manis buatan Bima), gadis yang ditemui penulis tadi bercerita panjang lebar tentang terjadinya Pulau Ular. Karena merasa tertarik, penulis akhirnya ke sana bersama gadis itu, mencoba mengitari bukit pulau Ular yang mempunnyai legenda yang unik dan menarik.
Sambil menikmati indahnya panorama alam sekitar Pulau Ular, penulis pun berusaha menyimak apa yang diceritakan gadis Mayansari. Dia mengatakan bahwa pulau ini, disebut Pulau Ular karena ada ceritanya. Dahulu kala ada kapal dagang dari Barat (Kompeni Belanda) menjelajajhi Indonesia untuk mencari rempah – rempah dan barang dagangan lainnya. Ketika tiba di wilayah ini, kapal dagang ini ngadat karena mesinnya mati, sementara ombak terus menggulung –gulung menuju pantai. Akhirnya, kapal itu tertanam di lokasi ini tepatnya 200 m dari bibir pantai Desa Payi Kecamatan Wera.
“Nah, mengapa disebut Pulau Ular?” tanya penulis. Ceritanya, demikian Mayansari, manusia yang menumpang kapal itu akhirnya mati kelaparan karena kehabisan bekal. Seiring dengan perjalanan waktu, orang – orang yang mati itu, menjelma jadi ular, tiang kapalnya jadi pohon jermawar , sedangkan kapalnya berubah menjadi pulau (warga setempat menyebut
nya : Nisa).Pulau yang menyerupai bukit panjang ini, ditumbuhi dua pohon jermawar putih yang merupakan jelmahan tiang kapal, serta didiami penghuni setianya adalah ular (dari manusia), dari yang kecil sampai yang besar berwarna hitam putih. Anehnya, ular –ular ini tidak menggigit manusia. “Jadi, kalau ada wisnu atau wisman ke sini, tidak usah takutlah!” pesan Mayansari gadis manis yang murah senyum itu.
Pada hari – hari liburan seperti liburan lebaran atau liburan panjang sekolah, banyak orang yang mengunjungi pulau ini. Pulau ini, konon kata Mayansari, tidak hanya wisatawan Nusantara (wisnu) saja yang datang, akan tetapi wisatawan mancanegara (wisman) pun berramai – ramai berdatangan guna menyaksikan dari dekat sekaligus barangkali mau menyimak cerita legendanya, mengapa pulau ini disebut pulau ularIya, kalau Anda ke sana, boleh dikatakan sekali merangku dayung dua tiga pulau terlampau. Bagaimana tidak, Selain Pulau Ular kita lihat, kita pun menyaksikan dari dekat Pulau Sangiang dan Pulau Komodo yang terkenal seantero dunia. Tentu saja, setelah kita menyaksikannya, decak kagum pun hadir,” Oi… betapa indahnya Indonesia.” ***)
