Dari informasi yang berhasil dihimpun, bahwa Anggota DPRD Kab Bima sedang menggelar sidang Badan Anggaran hari ke dua. Sebelumnya, Sidang Banggar telah dilakukan pada hari kamis yang lalu (19/7) dan dihadiri oleh Sekertaris Daerah (Sekda) kab Bima. Namun karena belum tuntas, maka Sidang pada saat itu diskorsing dan akan dilanjutkan 5 hari kemudian.
Selasa kemarin adalah hari Kelanjutan sidang Banggar yang dimaksud. Namun, sidang kali ini tidak dihadiri oleh Sekda, tetapi diwakili oleh Kepala Bapedda Kabupaten Bima. Ketidakhadiran Sekda inilah yang akhirnya menuai protes anggota sidang, Aminurlah. Hingga suasana sidang pun alot dan sedikit ricuh.
Ketika Nurdin Amin yang akrab dikenal dengan sapaan Digo, sebagai pimpinan sidang, meminta persetujuan forum untuk dilanjutkan atau tidak. Menurut Aminurlah, sidang itu tidak bisa dilanjutkan jika Sekda yang pernah hadir sebelumnya tidak hadir mengikuti rapat selanjutnya, meskipun diwakilkan kepada Bappeda. Namun, Digo tetap berpendapat, bahwa, tanpa sekda meski diwakili oleh Kepala Bappeda, Sidang haris tetap berjalan karena merupakan kelanjutan dari sidang sebelumnya, “Rapat ini kan merupakan kelanjutan rapat sebelumnya yang diskorsing dan tetap bisa dilanjutkan oleh Dewan selama ada perwakilan dari eksekutif,” jelas Nurdin
Katanya, karena tidak sepakat dengan pendapat sebagian besar anggota sidang yang menyepakati untuk dilanjutkan, saat itu Aminurlah berdiri menuju ke arah tempat duduk Pimpinan sidang kemudian memukulnya tiga kali hingga terjatuh. Namun, saat itu Digo tidak melawan karena cepat dilerai anggota Dewan lainnya.
Baharuddin, M. Guntur dan Abdullah, S.Ag, adalah beberapa anggota DPRD Kab Bima yang melihat langsung kejadian tersebut, membenarkan pemukulan itu. Hingga berita ini diupload, peristiwa tersebut telah dilaporkan secara resmi ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Kab Bima untuk ditindaklanjuti.
Nurdin sendiri mendapat saran untuk melaporkan kasus tersebut sebagai penganiyayaan kepada aparat kepolisian. “Sebagai Ketua Fraksi saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri dan harus meminta persetujuan kepada anggota lainnya,” terangnya.
Tetapi, Aminurlah membantah telah memukul Nurdin sampai terjatuh. Hanya saja, diakuinya saat itu hanya mendorong saja karena tidak menerima keputusan untuk melanjutkan rapat yang dinilainya keliru.“Saya kira dinamika dalam forum itu biasa, berdebat atau melempar buku sekalipun sering terjadi. Lagi pula setelah itu kan saya sudah minta maaf,” katanya.
