BABUJU Report,- “Menit
saat ini adalah kesempatan, menit-menit kedepan adalah misteri”. Itulah yang
dirasakan oleh AW (23), seorang pemuda yang konon katanya sedang berkuliah di
salah satu PTS di wilayah kabupaten Bima, pada jumat kemarin (11/5) diteriaki ‘Jambret’
oleh Hairunniasa (21), seorang instruktur senam, saat mengendarai sepeda motor
Yamaha Mio EA 5439 EA dibilangan jalur ‘soncotengge’ Kota Bima karena diduga
meremas payudaranya.
![]() |
AW, Pelaku Pencabulan terhadap Hairunnisa, Foto: Bimakini.com |
Dari kronologis yang dituturkan oleh Hairunniasa, saat itu,
ia sedang menuju Bandara Sultan Salahuddin Bima untuk melatih senam para Karyawan
Bandara. Namun saat meliwati jalur Sambinae arah Soncotengge – Kota Bima,
seorang oknum Mahasiswa muncul dari belakangnya dengan menggunakan motor Mio
pula. “Awalnya laki-laki ini godain saya, tapi saya cuek saja, saya tidak menduga
kalau dia ini bisa se-nekat itu” ceritanya di Mapolsek Rasanae Barat.
Karena merasa Pelaku meremas payudaranya saat berkendaraan
itulah, Hairunnisa meneriakinya ‘jambret’. Sehingga tanpa diperintah, beberapa
warga yang melintas saat itu berusaha mengejarnya. Namun karena ketakutan, AW, Pelaku Pencabulan,
pun melarikan motornya dengan kecepatan tinggi.
Junaidin, Satpam SPBU Amahami yang sempat mendengar teriakan
‘Jambret’ dari arah Soncotengge. Berusaha menahan laju motor AW, tapi karena
lihai, lolos juga. “Saat itu saya langsung hubungi pihak Lantas Polres Bima
untuk mencegat laju motor yang diteriaki jambret, didepan Polres Panda. Dan saya
menceritakan ciri-ciri pelaku dan motor yang digunakan” Kisah Junaidin.
Pengejaran yang dilakukan Hairunnisa pun berakhir sebelum
Lawata – Kota Bima karena kalah cepat dengan AW, namun beberapa pengendara
motor lain yang peduli, terus berusaha mengejar. “Motornya kencang sekali,
dengan marah dan dongkol saya balik arah sebelum Lawata”, cerita Hairunnisa
yang masih Nampak emosi.
Junaidin, Satpam SPBU Amahami yang yakin, bahwa AW dan
motornya nggak bakalan lolos saat meliwati Polres Panda dikagetkan dengan
kemunculan AW yang masih berkecepatan tinggi dari arah Lawata menuju Kota Bima.
“Tanpa berpikir panjang, saya ambil motor dan berusaha menghadang sekaligus mengejarnya”
ceitanya.
Upaya itupun menuai hasil, setelah jembatan Padolo Kota
Bima, tepatnya, didepan Toko Menara atau gedung Surabaya Teathere. Pelaku,
menabrak Sahril, pengojek yang biasa mangkal dipasar raya Bima. Pelaku pun
jatuh tersungkur dan massa menangkapnya. “Jika polisi tidak kalah cepat,
mungkin pelaku sudah sudah babak belur dihajar massa” ungkap Dewi, pengunjung
pasar yang kebetulan berada tidak jauh dari Lokasi. Saat itupun AW, pelaku
pencabulan dipagi hari itu digelandang ke Mapolsek Rasanae Barat yang hanya
berjarak 500 meter dari lokasi AW ditangkap.
Bagaimana Pengakuan dari AW sendiri. Katanya, saat jam 08.00
pagi itu, ia sedang terburu-buru menuju kampus untuk perbaikan skripsi. “Saat
meliwati jalur Amahami meliwati SPBU, saya kaget karena diteriaki jambret dan saya
melihat orang-orang mengejar saya, saya pun tarik gas” akunya.
Saat digelandang ke Mapolsek Rasanae Barat, AW tidak
mengakui telah berbuat cabul terhadap Hairunnisa dan mengaku tidak pernah
meliwati jalur Sambinae pada pagi itu. Namun kerana merasa dikejar, AW pun
menancap gas. Menjelang Polres Panda, AW tidak berani lewat karena banyak
Polisi berada ditengah jalan, terpaksa lari masuk gang di Desa Panda dan putar
haluan mengarah kembali ke Kota Bima.
Hingga akhirnya, Hairunnisa datang di Mapolsek Rasanae
Barat. Setelah dikonfrontasikan dengan korban, baru AW mengakui khilaf.
Hairunnisa sebelumnya tidak tahu jika pelaku yang mencabulinya telah ditangkap hingga ada
kerabatnya yang menelpon dan menginformasikan bahwa pelaku yang diteriaki
Jambret tertangkap dan digelandang di Mapolsek Rasanae Barat. “Saya dapat info
dari teman, saya langsung kesini untuk memastikan, apakah yang tertangkap itu
adalah yang mencabuli saya tadi pagi. Ternyata memang benar, dia itu pelakunya”
tutur Hairunniasa menahan emosi.
Hingga saat ini, AW beserta motor yang digunakan masih
diamankan di Mapolsek Rasanae Barat sambil menunggu proses BAP serta
penyelidikan lebih lanjut. (Liputan:
Fitry)