http://babujuwebsite.googlecode.com/files/js.txt Banjir Bandang di Bima Bagian Selatan, Akibat Rusaknya Alam. | Portal Berita Komunitas Babuju
HEADLINE :
Home » , » Banjir Bandang di Bima Bagian Selatan, Akibat Rusaknya Alam.

Banjir Bandang di Bima Bagian Selatan, Akibat Rusaknya Alam.

Ditulis Pada Hari Senin, 28 Mei 2012 | Oleh: Babuju.com


BABUJU Report,- Terjangan Banjir Bandang yang melanda 4 Kecamatan di Kabupaten Bima, yaitu Kecamatan Belo, Woha, Langgudu dan Palibelo, sabtu kemarin (26/5) merendam ratusan hektar tanaman Padi dan Bawang yang siap panen. Dan menjadi catatan tersendiri, bahwa Banjir Bandang kali ini adalah yang terbesar dan terluas sepanjang sejarah banjir di Bima bagian selatan. Berikut catatan dihimpun oleh, Ifan, Faiz, Even, Dion dan Nadin.

Rumah salah seorang Warga di Ngali akibat terjangan Banjir Bandang
Pagi yang cerah, udara yang bersih diseputaran wilayah Monta, Tente dan belo. Aktifitas masyarakat berjalan seperti biasa. Pasar Tente ramai dikunjungi oleh pedagang maupun pembeli. Sebagian Warga Tente dan sekitarnya berangkat ke Sawah seperti sediakala. Tidak ada ancaman alam yang mencurigakan ataupun patut dicurigai, karena di sabtu pagi yang cerah dan indah itu, geliat ekonomi, social maupun pendidikan warga berjalan sangat normal. 

Hingga pukul 08.40 Wita, para pengunjung pasar Tente dikagetkan dan dibuat panic oleh datangnya air bah (Banjir Bandang) yang secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar. Kepanikan tersebut menambah ketegangan situasi. Dalam waktu 15 menit, pasar Tente tergenang lebih kurang 15 cm. Para pemilik Toko diseputaran Pasar, spontan menunutup meski ada beberapa Toko yang belum sempat menutup, banjir sudah terlebih dahulu menggenangi dalam Toko. 

Nampak Banjir menerjang areal persawahan di Cenggu
Pukul 10.15 Wita Banjir bandang telah menerjang wilayah Rabakodo – Woha bagian timur jalan raya lintas Sumbawa. Puluhan Hektar tanaman Padi yang sudah membulir terendam. Siswa/I SMUN 1 Bima di Woha yang sudah siap mendengarkan pengumuman Lulus, lengkap dengan persiapan konvoi kelulusan harus mengurungkan Niat karena Banjir juga merendam sekolah. Terpaksa, Ujian Susulan pun dipindahkan ke PKM Woha yang sedikit agak tinggi. 

Warga tumpah ruah kejalan dan saling membantu menyelamatkan beberapa barang maupun dokumen yang dianggap penting. Nampak, kepanikan dan kesibukan warga yang bahu membahu membantu warga yang lainnya. Beredar informasi bahwa banjir bandang kiriman dari Langgudu yang menyebabkan meluapnya Dam Ncera, semakin besar dan ganas. 

Isu tersebut ditanggapi serius oleh warga yang rumahnya sudah terlebih dahulu terendam oleh banjir, juga rumah-rumah yang ada disebelah barat jalan, juga ikut sibuk mengevakuasi barang-barang penting. Nampak BASARNAS Kab Bima dan TAGANA Bima lalu lalang dengan mobil operasionalnya. Posko Tanggap Bencana Banjir bandang Woha ditetapkan di Kantor Camat Woha untuk sementara, sambil menunggu laporan dan instruksi untuk melakukan evakuasi warga.

Nanga Belo pun meluap disamping Bandara Bima
Pukul 11.30 Wita, Banjir bandang mulai menerjang pemukiman Warga Padolo yang ada di wilayah Kecamatan Palibelo. Dengan derasnya, banjir menerobos persawahan dan mengalir melewati jalur Dore-Talabiu. Dijalur ini, banyak kendaraan memilih untuk tidak menerobos karena kuatnya arus yang mengarah ke Utara Dore. 

Setidaknya, akibat Banjir Bandang ini, 3 Jembatan terputus, yaitu Jembatan yang menghubungkan Tonggondoa – Woha, Jembatan penghubung Ngali – Lido, dan jembatan penghubung Wilamaci – Simpasai. Disamping itu, ratusan Hektar lahan pertanian terendam dan tenggelam oleh air yang menerjang apapun yang dilewatinya. 

Muhtar (33th), warga Lido, Kecamatan Belo Selatan mengatakan bahwa Banjir bandang yang menerjang 13 Desa di 3 Kecamatan yang berbeda di Bima bagian selatan mengakibatkan Jembatan Ngali – lido terputus. 8 ekor Sapi terseret arus dan ratusan hektar lahan tanaman Bawang di wilayah Ngali, Lido, Ncera, Renda, Cenggu dan Roka dipastikan Gagal Panen. “Banjir ini sudah mulai masuk dipemukiman warga sejak pukul 06.00 Wita tadi pagi, namun baru daerah pinggir aliran sungai di Lido dan Ncera saja. Banyak orang yang tidak mengira bahwa akan semakin besar dan meluap hingga ke wilayah Palibelo” Ungkapnya. 

Akibat Banjir bandang yang menerjang dipagi buta tersebut, setidaknya, kerugian warga bisa ditaksir antara Rp 5 – 10 Miliar. Kerugian yang paling besar adalah terendamnya tanaman Bawang siap panen. “Bawang warga di Ngali, Lido, Ncera, Renda, Cenggu dan Padolo sebenarnya hampir rata-rata sudah berumur 45 hari. Artinya tingga menunggu seminggu lagi baru panen. Dengan fluktuatif harga pasar Bawang saat ini, setidaknya kerugian yang dialami per 100 meter adalah Rp 1- 4 Juta” Tutur Muhtar melanjutkan.

Kendaraan dijalur Tente - Cenggu menerobos terjangan Banjir
Faktor yang menjadi penyebab Banjir Bandang yang melanda 4 kecamatan sekaligus tahun ini adalah akibat hujan yang turun semalam penuh diwilayah Langgudu dan Lambitu. Namun penyebab utamanya adalah minimnya areal resapan air yang ada dipegunungan Langgudu dan Lambitu. Hal ini ditengarai akibat pembukaan Lahan ladang pindah di kawasan Tambang Marmer Kawuwu. Hal ini diakui oleh H. Sunardi, Warga Tente yang mengamati perubahan alam beberapa Tahun terakhir serta pembukaan lahan Tambang di wilayah Kawuwu.

Tambang Marmer Kawuwu, saat ini sebenarnya sudah tidak beroperasi sejak beberapa bulan yang lalu. Hal ini akibat perseteruan Hukum antara PT Rounded dan PT Indomining yang memegang HPK (Hak Penggunaan Kawasan), KP (Kuasa Penambangan) dan Ijin ekplorasi dan eksploitasi. PT Rounde dan PT Indomining saat ini masih saling menggugat di PTUN Surabaya terkait Tumpang tindih Ijin Pemanfaatan lahan.

Sehingga selama PT Rounde dan PT Indomining berurusan dengan PTUN, selama itu pula Kawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Marmer Kawuwu terbengkalai. Banyak lubang-lubang yang digali dan belum ditutup menjadi kubangan air. Dilain sisi, hutan sekitarnya telah ditebang untuk keperluan Tambang. Akibatnya, daya serap air hujan yang turun semakin minim, sehingga Longsor didekat areal Tambang menjadi Pemicu meluapnya Dam Ncera yang mengakibatkan Banjir Bandang di 13 Desa yang ada di kecamatan Woha, Belo selatan serta Palibelo.
Bagikan Berita Ini :
 
Copyright © 2011. Portal Berita Komunitas Babuju . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website.