![]() |
Pos Ronda dan beberapa material lainnya digunakan oleh warga Mande I untuk Blokir jalur masuk sebagai reaksi atas aksi HMI Cab Bima hari ini (12/04) |
BABUJU Report,- Reaksi
Warga Mande atas tuduhan HMI Cab Bima terkait otak dan Pelaku insiden
pembakaran Inventaris HMI Cab Bima pada 30 Maret yang lalu, kini mulai meluas.
Hari ini (12/04), Ratusan warga Mande turun aksi, minta HMI Mancabut
tuduhannya, meminta HMI Cab Bima menyampaikan permohonan maaf kepada warga dan
meminta Pemerintah Kota, Bubarkan HMI Cab Bima.
Saat ini Warga Mande tengah melakukan aksi didepan Kantor
Pemkot Bima dan Massa HMI Cab Bima juga sedang melakukan aksi didepan Markas
Polres Bima Kota menuntut penuntasan Kasus Pembakaran Inventaris HMI beberapa
waktu yang lalu dan segera menangkap pelaku yang sudah ditetapkan oleh aparat
kepolisian sebagai Tersangka pembakaran tersebut.
Akibatnya, Puluhan Warga Mande yang lain yang merasa
ditantang karena merasa Aksi yang dilakukan oleh massa HMI ke Polres Bima Kota
adalah Aksi Tandingan, maka sebagian warga itu melakukan Pemblokiran jalan
masuk di Mande I. Otomatis akibat Pemblokiran yang dilakukan, Jalur menuju
Kampus STKIP Bima serta STISIP Mbojo Bima tidak bisa dilalui.
Eka, salah seorang Mahasiswa STKIP Bima yang merasa
terganggu akibat Pemblokiran ini hanya bisa pasrah dan memutar haluan masuk
dari arah Timur, Mande III melalui Rontu – rabangodu Selatan. “Mau bagaiman
lagi mas, terpaksa mutar kearah Timur” Ungkapnya
Gunawan, Mahasiswa STISIP Mbojo mengaku tidak apa-apa bila masuk
kampus jalan kaki. Karena tidak ada yang
tahan. “Memang yang tertahan hanya yang menggunakan kendaraan, tapi yang jalan
kaki nggak apa-apa” katanya. Gun menambahkan bahwa, bila dibiarkan begini dan aparat
birokrasi maupun kepolisian tidak segera turun tangan, ini akan memicu konflik
Horisontal antara Warga Mande dengan Mahasiswa. Apalagi di Mande, banyak
mahasiswa yang Nge-Kost. “Dengan adanya kasus ini saja banyak mahasiswa yang
nge-Kost di Mande mulai merasa tidak nyaman untuk ke kampus maupun keluar
kemana-mana karena warga sudah mulai sinis dan risih” ceritanya. (Liputan: Ahyar)