![]() |
Peta Kota Bima |
BABUJU Report,- Kota Bima
adalah daerah Pemekaran dari wilayah Kabupaten Bima pada tahun 2002 yang lalu. Sebelumnya
ditahun 2001, setahun lamanya Kota berbenah pasca pemekaran, status Kota Bima
adalah Kota Madya. Hingga akhirnya pada tanggal 10 April 2002, melalui Surat
Mendagri, Kota Bima resmi menjadi daerah Definitif.
Secara
geografis Kota Bima terletak di bagian timur Pulau Sumbawa pada posisi
118°41'00"-118°48'00" Bujur Timur dan 8°20'00"-8°30'00"
Lintang Selatan.
Kota
Bima memiliki areal tanah berupa:
a.
Persawahan
seluas 1.923 hektare
(94,90% merupakan sawah irigasi)
b.
Hutan
seluas 13.154 hektare
c.
Tegalan
dan kebun seluas 3.632 hektare
d.
Ladang
dan huma seluas 1.225 hektare
e.
Wilayah
pesisir sepanjang 26 km
Berdasarkan
potensi sumber daya yang ada, berbagai peluang investasi cukup prospektif untuk
dikembangkan di Kota Bima, antara lain di bidang:
-
Jasa,
termasuk pengangkutan
-
Kelistrikan
dan telekomunikasi
-
Perdagangan
-
Agrobisnis/agroindustri
-
Industri
air minum kemasan
-
Industri
kecil dan kerajinan
-
Industri
pariwisata
-
Rumah
makan dan Sembako
-
Pendidikan
Peluang
tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup memadai seperti
transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan, maupun jasa perbankan. Di
samping itu Pemerintah Kota Bima memberikan berbagai insentif bagi investor
yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perizinan dan penyediaan sarana
pendukung.
POTENSI BIDANG PEMBANGUNAN KOTA BIMA
1.
Pertanian dan perkebunan
Berdasarkan
pola penggunaan tanah, lahan sawah di Kota Bima mencapai 1.923 ha yang terdiri
sawah irigasi seluas 1.825 ha dan sawah tadah hujan seluas 98 ha. Sedangkan
tanah tegalan/kebun mencapai 3.623 ha, ladang/huma seluas 1.225 ha dan kawasan
hutan negara seluas 9.421 ha. Komoditas andalan pertanian terdiri dari padi, jagung,
kedelai dan kacang tanah. Sedangkan komoditas unggulan perkebunan meliputi:
serikaya, kelapa, asam, kemiri, jambu mete, wijen dan kapuk. Hingga saat ini
potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Kegiatan pengembangan baru
dilakukan oleh masyarakat setempat dengan skala usaha dan teknologi yang masih
terbatas atau disebut dengan home
industri.
2.
Perikanan
Kegiatan
perikanan yang telah berkembang di Kota Bima adalah usaha budidaya di perairan
laut, perairan air payau dan air tawar. Adapun komoditas yang dibudidayakan
meliputi: bandeng, udang dan rumput laut. Maupun ikan Lele dan Kerapu untuk
budidaya air tawar.
3.
Peternakan
Hingga
saat ini jenis ternak yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat adalah:
sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam buras, ayam potong dan itik. Kota Bima
sesungguhnya memiliki potensi peternakan yang cukup prospektif dengan
ketersediaan lahan peternakan dan lahan pakan yang cukup luas. Misalnya untuk
ayam petelur, itik petelur serta pengembangan ternak bebek.
4.
Kehutanan
Kota
Bima memiliki wilayah hutan seluas 13.154 ha yang memiliki kekayaan berbagai
macam komoditas dan plasma nuftah. Komoditas yang cukup potensial
terdiri dari kayu jati, sono keling dan kayu campuran. Yang belum dikembangkan
adalah budidaya kayu Gaharu dan jati putih.
5.
Industri dan Kerajinan
Skala
industri yang telah berkembang baik saat ini di Kota Bima meliputi industri
Garam Rakyat, genteng pres, bata merah, batako, tenun tradisional, gerabah,
meubel dan pembuatan tahu/tempe.
6.
Pertambangan
Sebagai
daerah perkotaan dengan wilayah yang tidak terlalu luas, Kota Bima memiliki
potensi pertambangan yang terbatas. Jenis bahan tambang yang berhasil
diidentifikasi terdiri dari andesit dan marmer dengan volume ± 517.738.375 m³.
selain itu temuan baru diwilayah Timur kota Bima adalah Emas dan dibagian utara
kota Bima adalah Batu Galena.
![]() |
Teluk Kota Bima, Pesisir Amahami - Lawata |
7.
Pariwisata
Secara
historis Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan
warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan potensi wisata
budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (Istana Kesultanan),
kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara
keagamaan seperti perayaan maulud, U'a
pua serta prosesi pelantikan raja dan lain-lain merupakan obyek dan event
yang sangat menarik. Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan
pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan
sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman Kota juga bisa
diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.
Pariwisata
yang cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah ini adalah:
-
Pariwisata
alam, meliputi Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Ule, Pantai Kolo dan Pulau
Kambing
-
Pariwisata
budaya, meliputi museum Asi Mbojo, kuburan Tolobali, bukit Danatraha (kompleks
makam Kesultanan Bima) dan Benteng Asakota.
Hal
ini didukung pula oleh berbagai usaha jasa dan produk wisata yang cukup baik,
seperti usaha perhotelan, biro perjalanan wisata, dan souvenir berupa tenun
ikat, songket, sarung dan lain-lain.
8.
Kependudukan
Jumlah penduduk
Kota
Bima berdasarkan data Tahun 2000 tercatat sebesar 116.295 jiwa yang terdiri
dari 57.108 jiwa (49%) penduduk laki-laki dan 59.187 jiwa (51%) penduduk
perempuan. Sedangkan data tahun 2010 tercatat 131.639 jiwa. Sebaran penduduk
kurang merata, konsentrasi penduduk berada di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan
pemerintahan. Penduduk terbanyak berada di Kelurahan Paruga, yaitu berjumlah
12.275 jiwa (11%) dan paling sedikit di Desa Kendo yang berjumlah 1.130 jiwa
(1%).
Mata pencaharian
Komposisi
penduduk Kota Bima berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh petani/peternak
dan jasa/pedagang/pemerintahan yang besarnya masing-masing 45%, 84% dan 45,05%.
Jenis pekerjaan yang digeluti penduduk Kota Bima antara lain: petani 18.337
orang, nelayan 425 orang, peternak 13.489 orang, penggalian 435 orang, industri
kecil 2.552 orang, industri besar/sedang 76 orang, perdagangan 3.401 orang,
ABRI 304 orang, guru 3.567 orang dan PNS berjumlah 3.443 orang.
Keagamaan
Mayoritas
penduduk Kota Bima memeluk agama Islam yaitu sekitar 97,38% dan selebihnya
memeluk agama Kristen Protestan 0,89%, Kristen Katholik 0,62% dan Hindu/Budha
sekitar 1,11%. Sarana peribadatan di Kota Bima terdiri dari Masjid sebanyak 61
unit, Langgar/Mushola 119 unit dan Pura/Vihara 3 unit. Sedangkan fasilitas
sosial yang ada di Kota Bima meliputi Panti Sosial Jompo dan Panti Asuhan
sebanyak 6 Panti yang tersebar di 3 kecamatan. Masyarakat Bima adalah
masyarakat yang religius. Secara historis Bima dulu merupakan salah satu pusat
perkembangan Islam di Nusantara yang di tandai oleh tegak kokohnya sebuah
kesultanan, yaitu kesultanan Bima. Islam tidak saja bersifat elitis, hanya
terdapat pada peraturan-peraturan formal-normatif serta pada segelintir orang
saja melainkan juga populis, menjadi urat nadi dan darah daging masyarakat,
artinya juga telah menjadi kultur masyarakat Bima.
9.
Sarana dan prasarana
Transportasi darat
Transportasi
di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: Terminal dan Pelabuhan Laut.
Panjang jalan raya sekitar 805,02 km yang terdiri dari Jalan Negara (38,56 km),
Jalan Provinsi (52,20 km) dan Jalan Kabupaten/Kota (174,26 km) yang sebagian
besar merupakan jalan beraspal dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu.
Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B
terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan
Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya dan Terminal Tipe C yang terdapat di
Kelurahan Kumbe, yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape
Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru, yaitu terminal angkutan umum yang menuju
ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima
dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.
![]() |
Pelabuhan Laut Kota Bima (Foto: Iwan Tezar) |
Transportasi laut
Sedangkan
transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama
masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963,
merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian
Timur sebagai Pelabuhan Feeder.
Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki
dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga
pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². Kedalaman air Teluk Bima
12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m serta luas lantai 750
m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan
kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200
ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM
AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KM Tilongkabila serta kapal-kapal perintis.
Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.
Pos dan Telekomunikasi
Jasa
pelayanan pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2
(dua) Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah
penduduk yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota
Bima disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan telepon yang dilayani oleh
PT. Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan telepon, saranan telepon
seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan
pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik berupa telepon umum koin
maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal maupun Internasional, di
beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah menerapkan sistem Sambungan
Telepon Otomat (STO), non telepon seluler sehingga mempermudah hubungan
langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah telepon mencapai
sekitar 861 unit dengan jumlah pelayanan meliputi rumah tangga (3.859), bisnis
(1.040) dan sosial (13). Kini (2010) Kota Bima memiliki 3 Provider
telekomunikasi yaitu, Telekomsel, XL dan Fleksi. Selain itu secara tersebar,
Warnet di Kota Bima telah berjumlah 32 Buah, memiliki 5 PLIK (Pusat Layanan
Internet Kecamatan) dan tersebar diseluruh wilayah kecamatan Kota Bima.
Perbankan
Dunia
perbankan cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan
Swasta, yaitu: Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat
Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang,
Bank Danamon 1 Kantor Cabang serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi
BPR LKP dan Bank Bias.
Listrik
Sumber
penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah XI,
Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani kebutuhan penduduk
kota walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi energi listrik mencapai
46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH
pada 19.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko
dan hotel mempunyai pembangkit listrik portable sendiri. Kondisi ini
memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk investasi dibidang kelistrikan.
Perdagangan, Hotel Dan Restoran
Sektor
perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan andil sebesar
16,66% dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan
pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima
dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit,
masing-masing di Kelurahan Kumbe, Rabangodu, Tanjung dan Sarae. Sedangkan jumlah
hotel dan restoran sebanyak 51 unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan
memperhatikan kondisi yang ada dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit
maka pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian
utama.
Pendidikan
Fasilitas
pendidikan yang terdapat di Kota Bima pada tahun 2005 adalah Sekolah Taman
Kanak-kanak (STK) sebanyak 50 (lima puluh) unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 88
(delapan puluh delapan) unit ditambah Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 7 (tujuh)
unit, Sekolah Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 17 (tujuh belas) unit ditambah
Madrasah Tsanawiyah sebanyak 8 (delapan) unit, Sekolah Menengah Umum (SMU)
sebanyak 14 (empat belas) unit ditambah Madrasah Aliyah sebanyak 5 (lima) unit,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 6 (enam) unit serta Perguruan Tinggi
sebanyak 7 (Delapan) unit.
Untuk
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumberdaya manusia
yang berkualitas, sebuah kota otonom penting memiliki Perguruan Tinggi Negeri
yang berbasis kebutuhan lokal dengan orientasi global. Sekarang yang sedang
dibangun adalah Politekes Negeri (2010) Kota Bima
Kesehatan
Fasilitas
kesehatan yang ada di Kota Bima diantaranya adalah Dinas Kesehatan Kota, Rumah
Sakit Umum (RSU), Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Klinik BKIA, Apotik, Toko Obat
dan tenaga medis yang berpraktek swasta (Dokter Praktek). Fasilitas kesehatan
ini berperan sangat penting untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat,
untuk menciptakan suatu masyarakat yang mempraktekkan prilaku hidup bersih dan
sehat lingkungan yang akan menunjang pada gerak laju pembangunan menuju
Indonesia Sehat 2010. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara merata di seluruh wilayah Kota
Bima.
(DATA Komunitas BABUJU: Dirangkum Dari berbagai Sumber)