![]() |
Drg Yuny Ardhie saat diamankan sementara di Markas Brimob Sambinae (13/4) |
BABUJU
Report, Pencitraan penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88
cenderung posesive dan ekslusif. Meskipun yang ditangkap juga tidak termasuk
bagian dalam jaringan tersebut. Penangkapan pun tidak disertai dengan target
jelas sehingga kadangkala yang seharusnya Saksi yang tak perlu ditangkap juga
menjadi Korban seakan-akan sebagai tersangka. Hal ini terjadi di Bima beberapa
waktu yang lalu, saat Densus 88 menangkap 2 terduga Teroris, Drg Yuny Ardhie
dan Kamaluddin di Lingkungan Tolomundu – Kota Bima, jumat lalu (13/4).
Penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 setelah Jumaatan
tersebut menghebohkan warga Kota Bima keesokan harinya (14/4). Polres Bima Kota
yang dimintai keterangan terkait penangkapan, belum bisa menjelaskannya hingga
lima hari (18/4) kemudian. Humas Polda NTB, AKBP Drs Sukarman Husein, pun turut melegitimasi 2 orang terduga Teroris
yang ditangkap di Kota Bima merupakan jaringan teroris Bali dan Aceh.
![]() |
Drg Yuny Ardhie saat tiba kembali di Bima (22/4) Foto: Bimakini.com |
Meski Drg Yuny Ardhie mengaku diperlakukan secara manusiawi
selama proses penyelidikan berlangsung di Jakarta dan selama dibawa melalui
jalan darat dari Bima menuju Sumbawa, kemudian diterbangkan menuju Mataram dan
diterbangkan lagi pada malam harinya (14/04) menuju Jakarta. Namun, kesan dan
efek social yang dicitrakan begitu negative.
“Pada akhirnya, kemarin (22/04), Drg Yuny Ardhie dipulangkan kembali ke Bima karena
tidak terbukti berjejaring dengan teroris yang menjadi Target” Ungkap Julhaidin,
Koordinator Komunitas BABUJU.
Lebih lanjut, Julhaidin mengharapkan adanya klarifikasi dan
pernyataan resmi Kapolri dihadapan berbagai media secara resmi terkait hal ini.
Karena Penangkapan terduga teroris yang
dilakukan oleh Densus 88 Mabes Polri di Kota Bima beberapa waktu lalu
memunculkan Citra negative untuk Bima yang sedang memperbaiki diri serta Nama
Baik Drg Yuny Ardhie itu sendiri. “Kesan Penangkapan yang dilakukan oleh Densus
88 tidak boleh dianggap main-main, dan harus segera diklarifikasi dengan
secepatnya. Sebab, pencitraan Bima dan Nama Baik Drg Yunhy Ardhie sangat
penting, lebih-lebih Nama baik Muslim di Bima.” Ungkapnya.
Dalam pernyataannya, Julhaidin atau biasa di Sapa Rangga
BABUJU ini, bersandar pada berbagai kasus penangkapan terduga Teroris
diberbagai daerah di Indonesia, baik yang ditangkap hidup-hidup maupun yang
ditembak mati ditempat. Menurutnya, Proses penangkapan maupun penyergapan oleh
Densus 88 di blow up penuh sedangkan kelanjutan
serta klarifikasi bila terjadi salah duga maupun salah tangkap seperti ini
tidak pernah di Blow Up seperti
halnya pada proses penangkapan itu. “Ini khan model Operasi Intelegen yang
sedang bereksprimen, mas” Ujarnya Pria yang berlangganan Tabloid Intelegent
selama kuliah di Makassar.
Pemerintah daerah, khususnya Pemda Kota Bima juga mesti
segera turun tangan dalam menjelaskan serta menetralisir perkembangan dan perimbangan
informasi yang beredar, Implikasinya adalah
Pencitraan daerah serta semakin ter-marginalkan nya para Juru Dakwah di Muka
Bumi Bima secara socialsentries. (Liputan: Fatwa/Ahyar)