
Berderet motor terparkir didepan banguan tua yang direhab sekitar 3 tahun yang lalu. Bangunan tersebut kini nampak megah meski berada beberapa senti dari ketinggian permukaan jalan raya di Jalan Sukun, Lingkungan Karara, Kota Bima. Kini, bangunan tersebut menjadi Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kota Bima yang sepenuhnya dimanfaatkan oleh pelajar dan masyarakat.
Dari pengakuan beberapa staf yang setiap hari berada di Perpustakaan tersebut mengamini sepinya pembaca dan pengunjung. Alif, salah satu pengunjung yang kerap mangkal di perpustakaan Kota Bima untuk membaca mengatakan bahwa Setiap hari pembaca dan pengunjung relative sepi. “Saya heran, kok masyarakat Bima khususnya mahasiswa Bima sekitar Perpustakaan ini minim memanfaatkan Perpustakaan Daerah ini. Padahal banyak tugas yang diberikan oleh para dosen yang mengharuskan kita untuk melakukan telaah referensi dan literatur disini (baca: Perpustakaan)” ungkapnya kepada BABUJU Report.
Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah Kota Bima, Dra.Hj. Sri Rahmawati, MH, Rabu (30/11). Seperti yang direleas harian Bima Ekspres, menjelaskan bahwa satu di antara penyebab utama minimnya kunjungan ke Perpustakaan daerah adalah masih rendahnya budaya membaca masyarakat. ”Budaya membaca kita masih sangat rendah, padahal buku-buku di perpustakaan sayang kalau tidak dimanfaatkan,” terangnya. Saat ini, katanya, sudah menyediakan jasa mobil perpustakaan keliling untuk melayani masyarakat yang beroperasi setiap hari Minggu. Namun, diakuinya, memang satu armada tidaklah cukup untuk melayani masyarakat. Untuk itu, dia berharap keberadaan perpustakaan dimanfaatkan sepenuhnya.

Menurut Julhaidin yang biasa di Sapa Rangga, Koordinator Komunitas BABUJU yang juga memiliki perpustakaan Mini dengan Koleksi 971 Judul Bacaan, menyatakan bahwa Fenomena ini adalah akibat membaca belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa kita. “Saya berharap ada program khusus dari Pengelola Perpustakaan Daerah untuk mengadakan semacam kegiatan atau promosi baca kepada masyarakat kota Bima khususnya pelajar dan mahasiswa. Apalagi Perpusda memiliki Dana yang berasal dari APBD,” cetusnya.
Rangga, yang juga adalah Dosen termuda di STIH Muhammadiyah Bima itu mengatakan Kemajuan suatu bangsa tidak timbul dengan sendirinya, melainkan dengan usaha yang tekun dan sungguh-sungguh untuk meraih kemajuan itu. “Maka dari itu mari kita menyusun langkah untuk menuju budaya membaca yang serius, sangatlah ironis bila kita masih menganggap budaya membaca hanya sekedar hobi, atau untuk mengisi waktu yang kosong atau mengkategorikan membaca hanya sebagai kegiatan orang-orang tertentu (kelompok intelektual)” Ungkapnya.
Hanya dengan membaca yang serius akan tercipta suatu Ilmu pengetahuan, sehingga dengan ilmu pengetahuan tersebut akan tercipta suatu perdaban yang tinggi dan maju dan akan disegani bahkan di takuti oleh bangsa-bangsa lain. Selain itu membaca akan mengangkat harkat, martabat dan derajat suatu kaum karena keilmuannya (Liputan: Fatwa)