![]() |
Industri Marmer Kota Bima Di Bangun |
BABUJU Report,- Kabut masih menyelimuti lingkungan Kadole kelurahan Oi Fo’o kecamatan Rasanae Timur Kota Bima. Kamis pagi (15/12) di Lingkungan tersebut berbagai persiapan dilakukan karena akan dilangsungkan Peletakan Batu Pertama Industri Marmer di Kota Bima. Peletakan batu pertama tersebut dilakukan oleh Walikota Bima sebagai bentuk keseriusan dalam pengelolaan kekayaan Kota Bima dalam Sumber Daya Alam yang terkandung didalamnya, berupa Bahan galian Marmer.
Meski pro-kontra masih mewarnai rencana Pertambangan Marmer Kota Bima ini, namun pihak Pemerintah Kota tetap melakukan berbagai upaya guna terlaksananya Penambangan marmer yang tergolong galian C ini. Tiga tahun sudah, sejak ditemukan kandungan Marmer di Oi Fo’o oleh dua orang staf Bapedda Kota Bima, Syahwan dan Puji melalui penelitian standar lingkungan dan tambang di Oi Fo’o. Akhirnya kini, Tambang tersebut akan segera dieksploitasi dengan dilakukannya peletakan batu pertama pembangunan Bascamp dan gedung industri Marer di lingkungan Kadole, Oi Fo’o.
Dalam acara peletakan batu pertama itu, Walikota yang berkesempatan pertama menyampaikan kata sambutan. ”Peletakan batu pertama ini menjadi catatan sejarah untuk kesejahteraan masyarakat yang dimulai di lingkungan Kadole dan hasil dari upaya pemerintah kota Bima dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Oi Fo’o untuk masyarakat Kota Bima pada umumnya,” ujar Walikota Bima, HM. Qurais, sesaat sebelum prosesi berlangsung.
Lebih lanjut, Walikota menyatakan bahwa untuk menjadikan Oi Fo’o sebagai wilayah tambang Kota Bima, tidaklah mudah. Sosialisasi kepada masyarakat intens dilakukan hingga masyarakat memahami pentingnya pengelolaan kekayaan bumi kita. Yang lebih rumit lagi adalah meyakinkan investor untuk mau menanam modal dan melakukan eksploitasi Tambang di Kota Bima tentu dengan tidak merugikan masyarakat kota, dan terkhusus masyarakat sekitar tambang di Oi Fo’o. “Masyarakat Oi Fo’o cerdas dalam memahami pentingnya pengelolaan tambang, sehingga mau direlokasi, semua ini karena paham akan perjuangan pemerintah untuk kesejahteraan rakyat. Dan tentu investor akan senang membangun bersama masyarakat disini karena adanya saling memahami itu tadi” Ungkap Walikota Bima.
Pada pertengahan september lalu, tokoh-tokoh masyarakat, pemuda dan tokoh agama diboyong oleh pemkota Bima untuk melakukan studi banding dan melihat langsung pengelolaan mangan di Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Tidak tanggung-tanggung, 30 orang warga Oi Fo’o diajak untuk melihat langsung pertambangan Mangan dan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang yang ada di wilayah Tulung Agung. Pada kesempatan ini juga, warga Oi Fo’o bertatap muka dan bersilahturahim dengan Investor Tambang Marmer Kota Bima, yaitu dari PT Pacifik Union Indonesia (PT PUI).
Walikota yang didampingi oleh sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan daerah (FKPD), ketua dan anggota DPRD, serta unsur pimpinan SKPD Kota Bima tersebut juga menjanjikan pengelolaan ‘Oi Madamasa’. Salah satu mata air disekitar lokasi tambang yang sepenuhnya akan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar tambang. “saya akan memasang jaringan pipa dari gua ‘Madamasa’ untuk dimanfaatkan sepenuhnya oleh masyarakat Oi Fo’o” Ungkapnya.
Pada kesempatan berikutnya Kepala perwakilan PT PUI, Drs H Maryono Nasiman,MM, berterima kasih kepada pemerintah Kota Bima yang selama ini telah melakukan upaya-upaya dalam rangka memaksimalkan potensi Sumber Daya alam di Kota Bima untuk dikelola. PT PUI berterima kasih pula karena telah dipercaya oleh pemerintah kota Bima untuk mengelola Tambang Marmer di Oi Fo’o ini. “Atas kerjasama yang baik ini, pada tahap awal eksploitasi nanti, PT PUI berjanji untuk merekrut 750 tenaga lokal yang akan diperkerjakan pada tambang marmer ini” Ujar Maryono semangat.
Selain itu, Maryono menegaskan, sukses dan lancarnya proses pengelolaan tambang maramer yang di hajatkan dan diwenangkan pada perusahaan yang di wakilinya, tentu berpulang pada komitmen bersama semua pihak (warga Kota Bima) dalam mendukung terlaksananya kegiatan pengelolaan tambang marmer dimaksud. Salah satunya, memberikan rasa aman pada investor untuk menanamkan modal dan ber-investasi serta mengelola tambang, sesuai dengan wilayah KP yang telah di wenangkan. “Beri rasa aman pada investor dalam bekerja. Itu hal terpenting yang perlu digarisbawahi, sebagai komitmen suksesnya pengelolaan batu marmer,” pintanya seperti yang dikutip dari harian Suara Mandiri (16/12).
Meski sebagian besar masyarakat ikut menyaksikan prosesing peletakan batu pertama pembangunan Industri di Lingkungan Kadole, kelurahan Oi Fo’o, namun beberapa diantaranya tidak campur urusan tersebut, malah ada sebagiannya yang menolak tambang Marmer itu dengan berdiam diri dirumah saja. Salah seorang yang ditemui oleh BABUJU report, Sidik Ama Ratna menyatakan bahwa banyak janji walikota Bima yang belum terealisasi disini. “Katanya dulu, sebelum tambang itu berdiri disini, saya (Walikota Bima) akan mensejahterakan dulu masyarakat disini dalam bentuk perbaikan Masjid, Hotmix jalan, pembagian sapi 1 ekor untuk masing-masing rumah. Tapiu buktinya, belum ada satupun yang direalisasikan” Ungkapnya kesal.
Lebih lanjut, Sidik Ama Ratna menyatakan bahwa masih banyak warga di Oi Fo’o ini yang menumpang dirumah sanak keluarganya karena relokasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah. “Rumah sudah digusur (baca; relokasi) tapi tanah untuk menghidupi keluarga serta sebagian dari warga ada juga yang belum mendapat rumah ganti setelah dipindahkan beberapa waktu yang lalu” Ujarnya.
Dari pengakuan salah seorang warga yang tidak ingin namanya dimediakan, menyatakan bahwa tanah lokasi peletakan Batu pertama untuk basecamp tersebut adalah milik H. Jamaluddin. Tanah tersebut belum dibayarkan (baca; dibebaskan) hingga saat ini. “Kami, teramasuk keluarga dari H. Jamaluddin keberatan dengan acara ini karena tanah tempat dilakukan peletakan batu pertama itu (seraya menunjuk) adalah tanah yang belum dibebaskan oleh pemerintah” ungkapnya dengan nada kecewa. (Liputan: Dhan/Mirwan)