- Unsur Pimpinan DPRD Kab Bima (Dari Kiri ke kanan), Drs H Muhtar (Ketua DPRD), Drs HM Nadjib (Wakil Ketua), Ady Mahyudi, SE (Wakil Ketua)
BABUJU Report,- Pro-Kontra Tambang Bima semakin bergulir, tak hanya dikalangan masyarakat awam, akademisi serta para mahasiswa. Kini wacana Tambang Bima semakin hangat bergulir diruang-ruang sidang DPRD Kabupaten Bima. Pembicaraan Tambang Bima, alot ditengah rapat paripurna DPRD Kabupaten Bima dengan agenda mendengarkan pandangan Fraksi terhadap rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang tambang, Kamis (17/11) kemarin.
Dalam Rapat Paripurna tersebut, Dua fraksi DPRD kabupaten Bima, mengatakan secara tegas Menolak Tambang, namun dua lainnya mendukung. Dua fraksi yang menolak itu adalah, Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) dan Fraksi Pelopor Kebangkitan Demokrasi Indonesia Raya (FPKDIR), sementara yang mendukung adalah Fraksi Nurani Rakyat dan Fraksi Bintang Keadilan Reformasi.
Meski FPAN dan FPKDIR menolak, namun mereka memberi catatan yang harus dilakukan pemerintah daerah. Catatan tersebut menurut FPAN, agar Raperda tidak dibahas dulu sebelum sosialisasi maksimal dilakukan. Selain itu jejak pendapat dengan melibatkan masyarakat, agar diketahui berapa yang mendukung dan menolak. ”Hasil jejak pendapat itu bisa menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan selanjutnya,” ujar Fahrirahman, juru bicara FPAN kepada wartawan.
Drs H Mustahid H. Kako, selaku juru bicara FPKDIR menyatakan, meski pertambangan ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat, namun tidak bisa dipungkiri akan adanya dampak negatif maupun positif. Sehingga terjadio Pro Kontra terhadap rencana penambangan.
Bagaimana dengan Partai Hanura yang sebelumnya lantang menolak tambang? Hanura sendiri tergabung dalam Fraksi Nurani Rakyat bersama Golkar, turut mendukung Raperda Tambang untuk dibahas. Hanura dalam Fraksi ini pun mendukung penambangan dengan membahas lebih lanjut raperda yang diusulkan eksekutif. Namun, Ketua DPC Partai Hanura, Drs H Nadjib, tidak terlihat hadir dalam rapat tersebut. Hingga berita ini diturunkan, Drs HM. Nadjib belum berhasil dikonfirmasi (Liputan: Rangga/Arif)
