[caption id="attachment_1388" align="alignleft" width="300" caption="Pada Diskusi Panel salah satu Karya di UWRF 2011"]
[/caption]
BABUJU Report, Sebagai sebuah perhelatan sastra besar, yang menghadirkan para Penulis, Pembaca, dan Journalis dari berbagai Negara, Ubud Bali, menyelenggarakan sebuah event Internasional yang diberi nama “Ubud Writers & Readers Festival” (UWRF) atau yang dikenal dengan ‘Festival Ubud’ 2011. Dilangsungkan pada 5-10 Oktober 2011 berlokasi di Ubud. Festival ini merupakan Festival Sastra terbaik ke 6 Dunia.
Festival Ubud 2011 ini merupakan perhelatan ke-8. Dengan mengambil Tema “Nanduring Karang Awak” (Berladang Pada Diri). Petikan kalimat yang diambil dari Karya sastra local dalam bentuk geguritan (Puisi Tradisional) Karya, Ida Pedanda Made Sidemen. Kegiatan ini menghadirkan 100 Penulis dari 25 Negara.
Penyelenggaraan UWRF menfokuskan pada keberagaman budaya dan kekayaan Indonesia kepada khalayak, berbudaya dan berpandangan luas serta membantu menciptakan kesadaran tentang isu-isu social, lingkungan hidup, pendidikan, dan seni melalui aktivitas perdebatan pada diskusi serta loka karya dalam festival ini. Sehingga dapat memberi peluang aktivitas bagi para generasi muda dalam pengelolaan secara tingkat internasional.
Dari 100 Penulis yang di Undang, 15 diantaranya terpilih dari karya penulis Indonesia. Antara lain, Novel Sejarah, ‘Nika Baronta’ Karya Alan Malingi, Kumpulan Cerpen ‘Surat Berdarah Untuk Bapak Presiden’ Karya Jaladara, ‘Sekantong Luka Dari Seorang Ibu’ Karya Irianto Ibrahim, ‘Merajut Maut’ Karya Wahyu Arya serta berbagai karya lainnya.
Alan Malingi, yang salah satu karyanya terpilih untuk dibaca dan di didiskusikan dihadapan para Penulis, Pembaca serta Journalis dari 25 Negara ini, bersyukur dan bangga atas terpilihnya salah satu tulisannya dalam Festival Ubud tahun ini. “Saya merasa bangga terpilih sebagai nominator dalam UWRF tahun 2011. Disini saya banyak belajar dan mengetahui segala hal tentang sastra dan dunia buku” Ungkapnya kepada BABUJU Report, disela-sela Pembukaan kegiatan di Puri Dalem, Ubud.
“Disini saya bisa bertukar pikiran dengan santai dengan para penulis dan komunitas sastra ternama seperti, Andrea Hirata, Salena Goden, Jaladara, Putu Wijaya dan puluhan penulis lainnya dari 25 negara, lintas budaya dan lintas karya yang diundang” Sambungnya mengungkapkan.
Dari Pantauan BABUJU Report di arena kegiatan, seluruh wilayah Ubud dipersembahkan selama kegiatan UWRF ke 8 tahun 2011 ini berlangsung. Selain 100 peserta yang diundang, Panitia juga mengundang 250 Peserta Peninjau dari 25 negara, Media Nasional dan Internasional, para Relawan Asing yang mendaftarkan diri menjadi Panitia serta seluruh masyarakat Ubud itu sendiri.
[caption id="attachment_1392" align="alignleft" width="225" caption="Dari Kiri Ke Kanan: Journalis Media Australia, Putu Wijaya & Alan Malingi Penulis "Nika Baronta'"]
[/caption]
Seremonial Gala Opening (acara Pembukaan Kegiatan; Red) dibuka secara resmi oleh Sapta Nirwanda, Dirjend Promosi Wisata Budaya Pariwisata RI, didampingi oleh Janet De Neefe, Festival Founder And Direction serta Kadek Purnama, Managing Direction UWRF 2011. Dalam pembukaan kegiatan, Sapta Nirwanda menyatakan bahwa UWRF akan memberikan konstribusi dan potensi besar dalam menanamkan pemahaman lintas budaya, membangun hubungan yang lebih kuat, dikalangan penulis Indonesia dan Negara-negara lainnya, meningkatkan harmoni dan rasa hormat antara kelompok etnis yang beragam di Indonesia melalui program-program sastra dan pendidikan yang menfokuskan pada perkembangan aksara dan intelektual. “Saya berharap penyelenggaraan UWRF ini dapat memberikan konstribusi terhadap suksesnya program ‘Wonderful Indonesia’ dengan target 7,7 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 237 wisatawan nusantara” Ungkapnya disambut riuh tepuk tangan para undangan.
Alan Malingi disela-sela acara Pembukaan menyatakan akan berupaya mempromosikan daerah Bima dan NTB terutama yang berkaitan dengan Budaya dan Sastra daerah (cerita rakyat), melalui beberapa wawancara yang telah direncanakan oleh media center UWRF, Diskusi Panel dan konfrensi pers dengan media nasional dan internasional yang hadir ini Ubud ini.
Selain Alan Malingi, salah satu dari 15 penulis se Indonesia yang masuk nominasi dalam Festival Ubud kali ini, juga diundang dari Komunitas BABUJU sebagai Peserta Peninjau. Dari 25 negara yang diundang, 250 orang adalah peserta Peninjau. Di Indonesia, di Undang 50 Peserta Peninjau, termasuk Komunitas BABUJU.
[caption id="attachment_1389" align="alignright" width="289" caption="Dari Kiri ke kanan; Transleter UWRF 2011, Journalis 'Sinar Harapan', Jaladara Penulis 'Surat Berdarah Kepada Bapak Presiden' & Julhaidin, Peserta Peninjau dari Komunitas BABUJU"]
[/caption]
Yang Mewakili Peserta Peninjau dari Komunitas BABUJU, Julhaidin, menjelaskan, bahwa Panitia UWRF mengundang BABUJU atas berbagai tulisan lintas budaya dan karakter bangsa yang pernah dikupas oleh Komunitas BABUJU melalui Dunia Maya. “Komunitas BABUJU di Undang sebagai Peserta Peninjau, karena Panitia mempertimbangkan berbagai tulisan Komunitas BABUJU di FB (facebook;red) maupun tulisan lepas yang pernah terbit dimedia cetak local Bima” Ungkapnya.
Ada banyak kegiatan seni, budaya, sastra serta diskusi panel terkait hummanisasi yang disuguhkan oleh panitia kepada peserta peninjau, antara lain, Workshop Penulisan, Book Launches, Film Screening dari berbagai Negara, Fun Learning Travel Writing, Tribute Night, words In Motion, serta berbagai kegiatan Sastra lainnya.
“Saya bangga dan puas bisa mewakili komunitas BABUJU menghadiri salah satu Festival Sastra terbesar dunia ini. Tentu panitia juga tidak mengundang Komunitas BABUJU begitu saja, melainkan dari hasil karya tulisan komunitas BABUJU yang tidak diduga sebelumnya bisa masuk nominasi sebagai tulisan-tulisan yang dipertimbangkan untuk diundang sebagai Peserta Peninjua ini.” Ungkapnya bangga.
Perhelatan Festival Ubud yang dilaksanakan tiap tahun ini merupakan festival bengsi para penulis, pembaca, penggiat seni, penggiat budaya serta para masyarakat-masyarakat sastra dunia. Menurut Kadek Purnama, Managing Direction UFWR, Peserta yang menghadiri kegiatan ini tidak kurang dari 1000 penggiat sastra, budaya, seni serta Journalis dan mampu memancing hadirnya 2.000an wisatawan asing yang sengaja datang untuk melihat prosesing kegiatan ini di Ubud - Bali. (Liputan: Rangga)

BABUJU Report, Sebagai sebuah perhelatan sastra besar, yang menghadirkan para Penulis, Pembaca, dan Journalis dari berbagai Negara, Ubud Bali, menyelenggarakan sebuah event Internasional yang diberi nama “Ubud Writers & Readers Festival” (UWRF) atau yang dikenal dengan ‘Festival Ubud’ 2011. Dilangsungkan pada 5-10 Oktober 2011 berlokasi di Ubud. Festival ini merupakan Festival Sastra terbaik ke 6 Dunia.
Festival Ubud 2011 ini merupakan perhelatan ke-8. Dengan mengambil Tema “Nanduring Karang Awak” (Berladang Pada Diri). Petikan kalimat yang diambil dari Karya sastra local dalam bentuk geguritan (Puisi Tradisional) Karya, Ida Pedanda Made Sidemen. Kegiatan ini menghadirkan 100 Penulis dari 25 Negara.
Penyelenggaraan UWRF menfokuskan pada keberagaman budaya dan kekayaan Indonesia kepada khalayak, berbudaya dan berpandangan luas serta membantu menciptakan kesadaran tentang isu-isu social, lingkungan hidup, pendidikan, dan seni melalui aktivitas perdebatan pada diskusi serta loka karya dalam festival ini. Sehingga dapat memberi peluang aktivitas bagi para generasi muda dalam pengelolaan secara tingkat internasional.
Dari 100 Penulis yang di Undang, 15 diantaranya terpilih dari karya penulis Indonesia. Antara lain, Novel Sejarah, ‘Nika Baronta’ Karya Alan Malingi, Kumpulan Cerpen ‘Surat Berdarah Untuk Bapak Presiden’ Karya Jaladara, ‘Sekantong Luka Dari Seorang Ibu’ Karya Irianto Ibrahim, ‘Merajut Maut’ Karya Wahyu Arya serta berbagai karya lainnya.
Alan Malingi, yang salah satu karyanya terpilih untuk dibaca dan di didiskusikan dihadapan para Penulis, Pembaca serta Journalis dari 25 Negara ini, bersyukur dan bangga atas terpilihnya salah satu tulisannya dalam Festival Ubud tahun ini. “Saya merasa bangga terpilih sebagai nominator dalam UWRF tahun 2011. Disini saya banyak belajar dan mengetahui segala hal tentang sastra dan dunia buku” Ungkapnya kepada BABUJU Report, disela-sela Pembukaan kegiatan di Puri Dalem, Ubud.
“Disini saya bisa bertukar pikiran dengan santai dengan para penulis dan komunitas sastra ternama seperti, Andrea Hirata, Salena Goden, Jaladara, Putu Wijaya dan puluhan penulis lainnya dari 25 negara, lintas budaya dan lintas karya yang diundang” Sambungnya mengungkapkan.
Dari Pantauan BABUJU Report di arena kegiatan, seluruh wilayah Ubud dipersembahkan selama kegiatan UWRF ke 8 tahun 2011 ini berlangsung. Selain 100 peserta yang diundang, Panitia juga mengundang 250 Peserta Peninjau dari 25 negara, Media Nasional dan Internasional, para Relawan Asing yang mendaftarkan diri menjadi Panitia serta seluruh masyarakat Ubud itu sendiri.
[caption id="attachment_1392" align="alignleft" width="225" caption="Dari Kiri Ke Kanan: Journalis Media Australia, Putu Wijaya & Alan Malingi Penulis "Nika Baronta'"]

Seremonial Gala Opening (acara Pembukaan Kegiatan; Red) dibuka secara resmi oleh Sapta Nirwanda, Dirjend Promosi Wisata Budaya Pariwisata RI, didampingi oleh Janet De Neefe, Festival Founder And Direction serta Kadek Purnama, Managing Direction UWRF 2011. Dalam pembukaan kegiatan, Sapta Nirwanda menyatakan bahwa UWRF akan memberikan konstribusi dan potensi besar dalam menanamkan pemahaman lintas budaya, membangun hubungan yang lebih kuat, dikalangan penulis Indonesia dan Negara-negara lainnya, meningkatkan harmoni dan rasa hormat antara kelompok etnis yang beragam di Indonesia melalui program-program sastra dan pendidikan yang menfokuskan pada perkembangan aksara dan intelektual. “Saya berharap penyelenggaraan UWRF ini dapat memberikan konstribusi terhadap suksesnya program ‘Wonderful Indonesia’ dengan target 7,7 juta kunjungan wisatawan mancanegara dan 237 wisatawan nusantara” Ungkapnya disambut riuh tepuk tangan para undangan.
Alan Malingi disela-sela acara Pembukaan menyatakan akan berupaya mempromosikan daerah Bima dan NTB terutama yang berkaitan dengan Budaya dan Sastra daerah (cerita rakyat), melalui beberapa wawancara yang telah direncanakan oleh media center UWRF, Diskusi Panel dan konfrensi pers dengan media nasional dan internasional yang hadir ini Ubud ini.
Selain Alan Malingi, salah satu dari 15 penulis se Indonesia yang masuk nominasi dalam Festival Ubud kali ini, juga diundang dari Komunitas BABUJU sebagai Peserta Peninjau. Dari 25 negara yang diundang, 250 orang adalah peserta Peninjau. Di Indonesia, di Undang 50 Peserta Peninjau, termasuk Komunitas BABUJU.
[caption id="attachment_1389" align="alignright" width="289" caption="Dari Kiri ke kanan; Transleter UWRF 2011, Journalis 'Sinar Harapan', Jaladara Penulis 'Surat Berdarah Kepada Bapak Presiden' & Julhaidin, Peserta Peninjau dari Komunitas BABUJU"]

Yang Mewakili Peserta Peninjau dari Komunitas BABUJU, Julhaidin, menjelaskan, bahwa Panitia UWRF mengundang BABUJU atas berbagai tulisan lintas budaya dan karakter bangsa yang pernah dikupas oleh Komunitas BABUJU melalui Dunia Maya. “Komunitas BABUJU di Undang sebagai Peserta Peninjau, karena Panitia mempertimbangkan berbagai tulisan Komunitas BABUJU di FB (facebook;red) maupun tulisan lepas yang pernah terbit dimedia cetak local Bima” Ungkapnya.
Ada banyak kegiatan seni, budaya, sastra serta diskusi panel terkait hummanisasi yang disuguhkan oleh panitia kepada peserta peninjau, antara lain, Workshop Penulisan, Book Launches, Film Screening dari berbagai Negara, Fun Learning Travel Writing, Tribute Night, words In Motion, serta berbagai kegiatan Sastra lainnya.
“Saya bangga dan puas bisa mewakili komunitas BABUJU menghadiri salah satu Festival Sastra terbesar dunia ini. Tentu panitia juga tidak mengundang Komunitas BABUJU begitu saja, melainkan dari hasil karya tulisan komunitas BABUJU yang tidak diduga sebelumnya bisa masuk nominasi sebagai tulisan-tulisan yang dipertimbangkan untuk diundang sebagai Peserta Peninjua ini.” Ungkapnya bangga.
Perhelatan Festival Ubud yang dilaksanakan tiap tahun ini merupakan festival bengsi para penulis, pembaca, penggiat seni, penggiat budaya serta para masyarakat-masyarakat sastra dunia. Menurut Kadek Purnama, Managing Direction UFWR, Peserta yang menghadiri kegiatan ini tidak kurang dari 1000 penggiat sastra, budaya, seni serta Journalis dan mampu memancing hadirnya 2.000an wisatawan asing yang sengaja datang untuk melihat prosesing kegiatan ini di Ubud - Bali. (Liputan: Rangga)