http://babujuwebsite.googlecode.com/files/js.txt Pengusaha Bima-Makassar Perkenalkan Tanaman Gulma ‘Maja’ Yang Berdaya Jual Tinggi | Portal Berita Komunitas Babuju
HEADLINE :
Home » » Pengusaha Bima-Makassar Perkenalkan Tanaman Gulma ‘Maja’ Yang Berdaya Jual Tinggi

Pengusaha Bima-Makassar Perkenalkan Tanaman Gulma ‘Maja’ Yang Berdaya Jual Tinggi

Ditulis Pada Hari Rabu, 26 Oktober 2011 | Oleh: Babuju.com

Ir. H. Ihsan, MM (yang berdiri), Bersama Stakeholder Kecamatan Wawo - Kab Bima Di Aula Camat Wawo

BABUJU Report,- Tanaman Morphopallus Onchopillus atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Bima NTB dengan sebutan ‘Maja’, atau porang (Jawa), atau Iles-iles (Sunda), dan Tire bahasa Makassarnya, yang selama ini dianggap oleh kebanyakan masyarakat Bima sebagai tanaman gulma, ternyata merupakan tumbuhan umbi-umbian yang berdaya jual tinggi. Di pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan, rupanya tanaman yang lebih sering dibabat oleh masyarakat peladang di Bima ini, sudah lama dibudidayakan dan diekspor hingga ke Manca Negara.

“Oleh kita masyarakat Bima dianggap sebagai tanaman pengganggu. Padahal potensi ekonominya ternyata lumayan menggiurkan pangsa pasar. Umbinya mencakup pasar luar negeri dan dalam negeri, untuk pangsa pasar dalam negeri, umbi-umbian ‘Maja’ digunakan sebagai bahan mie yang dipasarkan di swalayan, serta untuk memenuhi kebutuhan pabrik kosmetik sebagai bahan dasar. Untuk pangsa pasar luar negeri masih sangat terbuka yaitu terutama untuk tujuan Jepang, Taiwan, Korea dan beberapa Negara Eropa,” Ungkap, Ir. H. Ihsan, MM, pengusaha bidang Kontraktor Telekomunikasi dan Agro Industri, kepada wartawan di kediaman orang-tuanya Kelurahan Penanae Kota Bima.

Jelly salah satu jenis makanan yang banyak digemari dewasa ini sebagai makanan kaya serat ternyata berasal dari tanaman ‘Tire’ atau ‘Maja’. Manfaat lainnya adalah sebagai bahan lem (zat Glucomanan), Juli, mie, conyaku/tahu, felem, perekat tablet, pembungkus kapsul, dan penguat penguat kertas. Makanya, dalam kesempatan pulang kampung halaman baru-baru ini, H. Ihsan, intens memperkenalkan tanaman umbi-umbian yang mudah tumbuh di bawah pohon-pohon itu. “Saya baru-baru dari Kecamatan Wawo dan Parado hanya untuk memperkenalkan tanaman ‘Maja’ ini. Kalau dalam bahasa Makassar-nya, ‘Tire’, jenisnya hampir sama, namun yang lebih diminati adalah jenis tanaman ‘Maja’ ini yang dibudidayakan oleh masyarakat Gowa Sulawesi Selatan. Dan kalau kita mau membudidayakannya di Bima, sangat prospektif,” ucapnya.

Menurutnya, selain mudah ditanam, prospek tanaman ‘Maja’ sangat cocok untuk pemberdayaan ekonomi masyarakar sekitar hutan dan pelestarian hutan karena teknik budidayanya mudah dan bersifat tumpang sari. “Tidak memerlukan pemupukan sehingga biaya sangat minim, hasil untuk diekspor ke Cina, Jepang, dan Korea. Hanya saja, harus diakuinya bahwa, masyarakat Bima belum sepenuhnya percaya bahwa tanaman ‘Maja’ yang selama ini hanya jadi gulma bisa dijual dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Padahal sesungguhnya, sambungnya, tanaman ini sangat gampang dibudidayakan, karena sebagai gulma,

‘Maja’ bisa tumbuh di mana saja tanpa butuh pemeliharaan secara khusus sebagaimana tanaman lain. Selain itu, budidaya ‘Maja’ juga tidak perlu memusnahkan tanaman lain, tetapi bisa ditanam di bawah tanaman lain dengan sistem tumpang sari. “Saya katakan kepada para petani di Bima, silahkan budidaya sebanyak-banyaknya, soal pemasarannya sudah dapat dipastikan. Dan kalau kesulitan dengan bibit disediakan secara gratis oleh CV. Pena Agro Mandiri, seperti yang dilakukan saat ini sudah dilakukan pembibitan untuk Tambora dengan luas lahan 25 ha. Soal jaminan pasar, CV. Pena Agro Mandiri, siap teken kontrak dengan petani. Bahkan, tidak sebatas itu, kami juga menyiapkan pola kemitraan, berapapun yang dihasilkan petani, untuk market, kami jaminannya. Berapapun produksi petani, kami siap beli,” tutur pria energik yang juga berprofesi sebagai Dosen di UIN Alauddin Makassar dan Unismuh Makassar ini.

Bahkan kata dia, bila budidaya tanaman ‘Maja’ ini berhasil dilakukan oleh para petani di Bima, jangka-panjangnya CV. Pena Agro akan mengusahakan pembangunan pabrik pengolahan menjadi tepung di Bima. “Untuk jangka panjang, ayo, saya siap mengupayakan hadirnya pabrik pengolahan bahan bakunya di Bima,” imbuh H. Ihsan.
Menurutnya, tanaman ‘Maja’ ini berciri-ciri, batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil/katak berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman Maja. Tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah.

Di Indonesia tanaman ‘Maja’ dikenal dengan banyak nama tergantung pada daerah asalnya. Misalnya disebut acung atau acoan oray (Sunda), Kajrong (Nganjuk) dll. Banyak jenis tanaman yang sangat mirip dengan ‘Maja’ yaitu diantaranya: Suweg, Iles-iles dan Walur. (Sumber: GA. 212*)
Bagikan Berita Ini :
 
Copyright © 2011. Portal Berita Komunitas Babuju . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website.