http://babujuwebsite.googlecode.com/files/js.txt COKI, PENDERITA HYDROCHEPALLUS KINI TELAH TIADA BERSAMA PENDERITAANNYA | Portal Berita Komunitas Babuju
HEADLINE :
Home » » COKI, PENDERITA HYDROCHEPALLUS KINI TELAH TIADA BERSAMA PENDERITAANNYA

COKI, PENDERITA HYDROCHEPALLUS KINI TELAH TIADA BERSAMA PENDERITAANNYA

Ditulis Pada Hari Sabtu, 25 Juni 2011 | Oleh: Babuju.com

BABUJU Report, Coki (alm) Bocah Penderita Hydrochepallus, kini telah meninggal dunia pada hari Jumaat pukul 11.05 Wita. Dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, ia kembali ke sang Pemilik Kehidupan, -Allah Wazzalah. setelah sebelumnya, beberapa proposal permohonan bantuan kepada pemerintah tidak diperhatikan, setelah sebelumnya, upaya meminta belas kasihan kepada Legislatif Kab Bima untuk dibantu dianggar khususkan dalam draf RAPBD yang akhirnya dicoret juga. Berikut adalah catatan singkat kunjungan BABUJU Report ke kediaman pada bulan maret yang lalu.

Tangis melengking seorang balita mungil disebuah lorong gubuk beratap setengah seng dan setengah genteng seolah menahan pedih kesakitan. Suara itu membahana terdengar saat memasuki sebuah halaman rumah bapak Muhsinin (29) warga RT 09/RW 04 Desa Maria Kec. Wawo kab. Bima NTB.

Halaman rumah yang rimbun dan sejuk oleh pepohonan membawa nuansa tersendiri dalam ruang-ruang ketentraman, ketenangan dan kesejukan jiwa. Namun apa dikata rimbunan pohon yang mengantarkan kesejukan bagi siapa saja dibawahnya seakan sirna oleh suasana jerit kesakitan dan kepedihan anak pertama dari pasangan Muhsinin dan Hadijah (26). Balita itu bernama Coki (3), merontak kesakitan dalam ‘bahasa tangisan’ seorang balita yang menyekat hati.

Setiap hari, dinding tembok dan segenap pepohonan yang ‘merimbuni’ rasa sakit Coki sudah tidak asing lagi mendengar jeritan-jeritan pedih seorang anak setelah kepalanya menderita penyakit pembesaran kepala ( hydrochepallus ). Penyakit yang diderita oleh Coki diakibatkan akumulasi cairan dalam otak, sudah 3 tahun terakhir Coki menderita akibat hydrochepallus yang dialaminya. Kni pembesaran pada bagian kepala Coki telah diameter 30 cm.
Saat dikonfirmasi oleh ‘BABUJU Report’ dikediamannya Sa'diah (50) nenek Coki, Crew ‘BABUJU Report’ miris melihat Coki yang  sedang dalam pangkuan Sa’diah. Seraya membelai cucu kesanyanganya, Sa’diah bercerita panjang lebar tentang derita yang dialami oleh cucunya tersebut. Pagi hingga Sore, Sa’diah lah yang merawat Coki, karena orang tuanya saban hari bekerja disawah. Sa’diah mengungkapkan awal gejala penyakit tersebut semenjak 4 bulan satelah dilahirkan. Sebenarnya sudah ada rencana untuk membawa cucunya ke Bali bila dananya sudah mencukupi.
"Pada awal kelahiran Coki, tidak menunjukan suatu kelainan atau gejala apapun, hingga menginjak beberapa bulan usianya, kepala Coki mulai menempakkan bengkak dan berair. Kemudian kian hari kian membesar sampai  pada usianya kini menginjak 3 tahun masih belum ada tanda - tanda kesembuhan pada kepala  Coki” Ujar Sa’diah.

Ditanya apakah ada petugas kesehatan yang berkunjung untuk memanantu keadaan cucunya, nenek itu mengungkapkan bahwa petugas hanya datang mengambil foto dan data – data keluarganya.
“Sekitar 3 hari yang lalu ada petugas kesehatan yang datang, mereka mengambil foto dan data mengenai keluarga kami. Hanya itu saja dan setahun serta dua tahun yang lalu ada juga petugas yang datang dan melakukan hal yang sama, mengambil foto dan data kami saja” ujarnya sedih. Ditanya terkait bantuan apa saja yang sudah diberikan dan diserahkan kepada keluarga maupun Coki sendiri, Sa’diah hanya bisa menggeleng.

Sekertaris Desa setempat Bpk.Nurdin (49) mengungkapkan keprihatinannya terkait keadaan yang menimpa salah satu warganya tersebut dan keadaan ini sudah dikoordinasikan dengan berbagai pihak – pihak terkait termasuk juga dengan para dermawan untuk mengulurkan bantuan agar meringankan beban keluarga tersebut. Pihak Desa bekerja sama dengan Dinsos kab Bima sedang mengusulkan proposal permohonan bantuan kemanusiaan.
“Kami selaku pemerintah desa sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mambantu pasien dengan membuat beberapa proposal yang sudah kami ajukan ke Dinsos Kab Bima dan sudah ditanda tangani oleh bapak Kades, tinggal menunggu hasil dari proposal tersebut dan apabila sudah ada hasil, pasien akan kami rujuk ke RSUD Bima terlebih dahulu baru akan dibawa ke Bali.” Paparnya, sambil melihat Coki yang menatap kosong.

Semoga ada pihak – pihak yang bersedia mengulurkan tangan dan menyisihkan sedikit dari hartanya untuk membantu kesembuhan Coki, -korban hydrochepallus dari Bima. Hingga saat ini kondisinya sangat memprihatinkan dan semakin mengkhawatirkan. (Liputan: Fatwa BABUJU)
Bagikan Berita Ini :
 
Copyright © 2011. Portal Berita Komunitas Babuju . All Rights Reserved.
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Creating Website.