BABUJU Report,- Tindakan Kepala SDN 62 Kota Bima, Rusli, S.Pd, yang memotong dana Bantuan Siswa Miskin (BSM), menuai kecaman dari berbagai kalangan. Akademisi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bima, Drs.Jasman, M.Pd, mendesak agar Wali Kota Bima, HM.Qurais, segera memeriksa dan menindak Rusli atas tindakannya itu.
Menurutnya, sangat memalukan bila ada Kapala Sekolah (Kasek) yang masih memanfaatkan dana BSM dengan dalih untuk kepentingan sekolah. Lebih-lebih dilakukan pada saat yang bersamaan Wakil Wali (Wawali) Kota Bima, H.A Rahman, SE, melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) di sekolah tersebut. “Memalukan sekali, memotong dana BSM sementara Wawali ada di sekolah tersebut. Nanti masyarakat akan menilai negatif terhadap perilaku semacam itu,” ujarnya melalui telepon seluler, Sabtu (5/5).
Jasman menilai, alasan Kasek memotong dana BSM untuk membenahi taman dan pagar sekolah, membuktikan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Bima tidak mampu membangun sarana dan prasarana pendidikan, sehingga mengorbankan hak siswa miskin. Dia heran terhadap perilaku Kasek yang berani memotong dana BSM. Padahal, jelas mengetahui aturan BSM tidak bisa dipotong atau dialihkan untuk kepentingan apapun. “Aneh saya menilainya, masa sudah tahu tidak bisa dipotong, namun masih juga dilakukan,” tandasnya.
Keanehan lainnya, lanjut Jasman, Kasek berjanji akan mengembalikan dana yang dipotong setelah wartawan mengetahui dan mengkonforontasi kebenarannya. Itu menandakan tidak adanya kepribadian yang tegas dari Kasek. Jika hal seperti itu dibiarkan dan tidak disikapi, diyakininya, dunia pendidikan di Kota Bima ke depannya, akan hancur di bawah kendali HM.Qurais.
Dia meminta, Wali Kota Bima tidak sembarang mengangkat Kasek, karena masalah itu tidak berhubungan langsung pada kepala daerah, tetapi masyarakat dan generasi penerus bangsa. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima juga diminta untuk tidak mengedepankan kepentingan pribadi, golongan, maupun kepentingan politik dalam mengusulkan calon Kasek. Jika itu terjadi, Jasman menganggap pendidikan di Kota Bima telah diperjual-belikan atas kepentingan oknum tertentu demi mencari keuntungan dan popularitas. Tidak memikirkan dampak yang dirasakan generasi mendatang.
Disarankannya, dalam mengangkat Kasek, Wali Kota hendaknya mengutamakan orang yang jujur dan amanah, selain syarat administrasi lainnya, sehingga ke depan dunia pendidikan lebih baik. “Kalau ditangani dengan cara semacam ini, saya yakin pendidikan kita akan maju,” katanya.
Untuk mengatasi penyimpangan dana pendidikan, seperti pemotongan dana BSM, sebaiknya Wali Kota menjalin kemitraan langsung dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam mengaudit dana pendidikan, sedangkan Inspektorat sifatnya hanya laporan saja.
Jasman menduga, banyak oknum pejabat sebagai auditor yang memanfaatkan kesalahan Kasek dalam mengelola dana pendidikan untuk mencari keutungan pribadi, sehingga kebiasaan untuk korupsi kian berkembang. Diharapkannya, Wali Kota tidak menutup mata dengan ulah oknum Kasek nakal, namun bisa ditindaklanjuti dan dimintai pertanggung jawabannya.
Sumber Link: http://www.bimakini.com/index.php/pendidikan/item/746-jasman-segera-tindak-kasek-sdn-62-pak-wali
Ilustrasi |
Jasman menilai, alasan Kasek memotong dana BSM untuk membenahi taman dan pagar sekolah, membuktikan jika Pemerintah Kota (Pemkot) Bima tidak mampu membangun sarana dan prasarana pendidikan, sehingga mengorbankan hak siswa miskin. Dia heran terhadap perilaku Kasek yang berani memotong dana BSM. Padahal, jelas mengetahui aturan BSM tidak bisa dipotong atau dialihkan untuk kepentingan apapun. “Aneh saya menilainya, masa sudah tahu tidak bisa dipotong, namun masih juga dilakukan,” tandasnya.
Keanehan lainnya, lanjut Jasman, Kasek berjanji akan mengembalikan dana yang dipotong setelah wartawan mengetahui dan mengkonforontasi kebenarannya. Itu menandakan tidak adanya kepribadian yang tegas dari Kasek. Jika hal seperti itu dibiarkan dan tidak disikapi, diyakininya, dunia pendidikan di Kota Bima ke depannya, akan hancur di bawah kendali HM.Qurais.
Dia meminta, Wali Kota Bima tidak sembarang mengangkat Kasek, karena masalah itu tidak berhubungan langsung pada kepala daerah, tetapi masyarakat dan generasi penerus bangsa. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima juga diminta untuk tidak mengedepankan kepentingan pribadi, golongan, maupun kepentingan politik dalam mengusulkan calon Kasek. Jika itu terjadi, Jasman menganggap pendidikan di Kota Bima telah diperjual-belikan atas kepentingan oknum tertentu demi mencari keuntungan dan popularitas. Tidak memikirkan dampak yang dirasakan generasi mendatang.
Disarankannya, dalam mengangkat Kasek, Wali Kota hendaknya mengutamakan orang yang jujur dan amanah, selain syarat administrasi lainnya, sehingga ke depan dunia pendidikan lebih baik. “Kalau ditangani dengan cara semacam ini, saya yakin pendidikan kita akan maju,” katanya.
Untuk mengatasi penyimpangan dana pendidikan, seperti pemotongan dana BSM, sebaiknya Wali Kota menjalin kemitraan langsung dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam mengaudit dana pendidikan, sedangkan Inspektorat sifatnya hanya laporan saja.
Jasman menduga, banyak oknum pejabat sebagai auditor yang memanfaatkan kesalahan Kasek dalam mengelola dana pendidikan untuk mencari keutungan pribadi, sehingga kebiasaan untuk korupsi kian berkembang. Diharapkannya, Wali Kota tidak menutup mata dengan ulah oknum Kasek nakal, namun bisa ditindaklanjuti dan dimintai pertanggung jawabannya.
Sumber Link: http://www.bimakini.com/index.php/pendidikan/item/746-jasman-segera-tindak-kasek-sdn-62-pak-wali