BABUJU Report,- Laporan beberapa warga yang sempat melihat Pijaran Larva diatas Kawah Tambora pada Selasa kemrin (25/10) memaksa Petugas Pos Pemantau Gunung Tambora, A. Haris, teliti dalam mengamati aktifitas Tambora. Selain Petugas Pemantau, laporan tersebut juga diterima oleh Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi, Surono. Pada selasa siang.
Hal ini memaksa A. Haris untuk mengecek lebih dekat aktifitas Tambora melalui Dusun Pancasila. Sebab secara instrumental Gunung Tambora tidak menunjukan adanya kegiatan yang mencolok, tidak terekam gempa letusan, amplituda tremor 0.5 hingga 8 mm, tidak melebihi standar Waspada. Gempa vulkanik dalam hari ini hingga pukul 18.00 tercatat 8 kali gempa vulkanik dalam. "Masih dalam kewajaran sebagai Waspada," ungkap Surono, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) seperti yang dirilis oleh kompas.com, selasa malam kemrin (25/10).
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan menyatakan bahwa pengamatan visual dari Pos Pengamatan Tambora di Doropeti, bahwa puncak Gunung Tambora tidak terlihat karena tertutup kabut. Namun dari arah barat, tampak api terang dari arah puncak Gunung Tambora. Selain itu, menurut beberapa warga sekitar yang tinggal dibelahan barat Tambora seperti di Dusun Sori Katupa, Kawinda To’i serta Sori Marai, bahwa banyak warga melihat Pijaran api dipuncak Tambora serta diikuti oleh terbakarnya pohon disekitar daerah kawah, sejak sore hingga malam tadi (25/10).
Sementara itu, kantor berita Antara melaporkan, kawasan hutan yang ditumbuhi aneka jenis pepohonan di lereng barat Gunung Tambora, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, dilaporkan terbakar. Petugas kehutanan membenarkan kejadian yang pertama kali terlihat muncul mulai petang tadi pada pukul 18.30 Wita tersebut.
Atas adanya laporan Warga serta pemberitaan Antara, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi akan segera melakukan pengecekan terhadap laporan adanya bara api di bibir kawah Gunung Tambora. Dari Informasi yang dihimpun dari PVMBG, aktivitas Tambora saat ini memang meningkat. Hasil pengukuran instrumen kegempaan di Tambora menunjukkan terjadinya gempa-gempa vulkanik di atas normal. Statusnya sempat ditetapkan Siaga atau level III, tetapi saat ini diturunkan ke Waspada atau level II.
Meski demikian, PVMBG akan tetap melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Laporan dari masyarakat tetap menjadi peringatan dini meskipun masih harus dikonfirmasi dengan pemantauan menggunakan instrumen dan langsung ke lapangan.
"Mungkin kebakaran hutan atau bukan saya tidak tahu. Bisa jadi juga efek sinar matahari yang kemerah-merahan. Namun, dari aktivitas seismik tidak ada yang wajib dicurigai. Visual saja tidak cukup," kata Surono yang direales oleh kompas.com (25/10).
Dalam rilis di situs PVMBG, mengimbau masyarakat/pengunjung/pendaki tidak mendekati dan memasuki Kawasan Rawan Bencana III yang beradius 2 km dari kawah meliputi bibir kaldera Gunung Tambora karena masih ada ancaman letusan freatik. Masyarakat agar tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu terkait dengan aktivitas Gunung Tambora yang tidak jelas sumbernya. (Liputan: Rangga)